Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei JRC: Mayoritas Suara Diserap Prabowo-Gibran, Elektabilitas Tembus 50,3%

Survei JRC: Mayoritas Suara Diserap Prabowo-Gibran, Elektabilitas Tembus 50,3% Kredit Foto: Bepro

“Perpecahan yang terjadi antara Jokowi dan Megawati membuat dukungan terhadap Ganjar-Mahfud melemah, sehingga elektabilitas Ganjar yang sebelumnya cukup tinggi merosot drastis ketika sudah berpasangan dan didaftarkan ke KPU,” jelas Alfian.

Dukungan utama terhadap pasangan Ganjar-Mahfud terkonsentrasi pada pemilih PDIP, terlihat dari irisan antara elektabilitas pasangan capres-cawapres itu dengan partai pengusungnya. Partai-partai lain anggota koalisi hanya menyumbang sedikit dukungan bagi Ganjar-Mahfud.

Baca Juga: Prabowo Lontarkan Gagasan Ridwan Kamil pada Debat Capres Ke-3

“Sikap kubu Ganjar dan PDIP yang melontarkan serangan terhadap Jokowi dan Prabowo-Gibran semakin menimbulkan kekecewaan, lebih-lebih penentangan keras terhadap kemungkinan Pilpres berlangsung hanya dalam satu putaran,” Alfian menerangkan.

Dalam sejumlah kesempatan, elite PDIP bahkan membuka wacana untuk menggalang aliansi dengan kubu Anies-Muhaimin jika Pilpres berjalan dua putaran. “Sikap politik PDIP makin membuat frustrasi kalangan nasionalis melihat manuver yang terasa sudah di luar nalar itu,” lanjut Alfian.

Langkah politik yang diambil oleh kubu Ganjar dan PDIP terkesan sangat pragmatis, hanya semata-mata demi kepentingan elektoral semata. “PDIP bertekad untuk menang ketiga kalinya atau mencetak hattrick, dan kembali mengalahkan capres yang diusung oleh Gerindra,” tegas Alfian.

Padahal dalam perkembangan terkini, Ganjar-Mahfud sudah jauh tertinggal dan dominasi PDIP tampaknya bakal segera berakhir. “Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran memberikan coattail effect bagi Gerindra, sehingga berpeluang menggeser PDIP sebagai pemenang Pemilu,” ujar Alfian.

“Jika kubu Ganjar dan PDIP tidak mengubah perspektif dan strategi, bisa jadi elektabilitas keduanya bakal makin melorot hingga hari pencoblosan, dengan makin besarnya pemilih nasionalis yang meninggalkan dan beralih mendukung Prabowo-Gibran,” pungkas Alfian.

Baca Juga: Soal Pertahanan Nasional, Gagasan Anies-Prabowo-Ganjar Masuk Akal?

Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 26-31 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: