Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Persoalan Ini Tak Jadi Sorotan Capres Pada Debat Masalah Pertahanan-Keamanan dan Politik Luar Negeri Indonesia

Dua Persoalan Ini Tak Jadi Sorotan Capres Pada Debat Masalah Pertahanan-Keamanan dan Politik Luar Negeri Indonesia Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Departemen Hubungan Internasional Centre For Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Lina Alexandra mengungkapkan ada dua isu penting yang tak jadi sorotan ketiga Calon Presiden pada debat Capres Minggu (7/1/24) yang mengangkat tema Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional dan Geopolitik.

Pertama, Lina menjelaskan ketiga Capres tak menyinggung soal tantangan global mengenai rivalitas negara-negara Super Power.

“Tidak ada satu paslon pun yang sejak awal menyebutkan mengenai tantangan global terbesar yang harus dihadapi Indonesia yaitu meningkatnya rivalitas super power Amerika-Tiongkok,” ujar Lina dilihat dari kanal Youtube CSIS Indonesia.

Menurut Lina hal ini harusnya dibahas oleh Capres karena berkaitan dengan bagaimana posisi Indonesia dan antisipasi dampak rivalitas kedua super power itu.

Baca Juga: Jangan Bandingkan Debat Capres Indonesia dengan Amerika Serikat, Ini Alasannya!

Ganjar sempat menyinggung soal politik bebas aktif Indonesia tetapi menurut Lina belum mencakup soal rivalitas yang dimaksud.

“bagaimana kebijakan luar negeri diarahkan untuk mengantisipasi dampak dari rivalitas itu. Meskipun Paslon menyebutnya pentingnya bebas aktif seperti Ganjar, tapi frameworknya tidak ada karena tidak menyebutkan soal rivalitas tadi,” ungkapnya.

Isu kedua yang tak diangkat oleh Capres menurut Lina adalah berkaitan dengan pembenahan Instrumen diplomasi Indonesia.

Dalam debat kemarin menurutnya ketiga capres fokus berputar pada soal anggaran pertahanan di mana Prabowo saat ini merupakan Menteri Pertahanan aktif.

Baca Juga: Sentimen Positif Prabowo Subianto di Debat Capres Cuma 40 Persen, Ini Buktinya!

Padahal menurut Lina pembenahan instrumen diplomasi penting diangkat mengenai keefektifannya selama ini.

“Tidak ada paslon yang berani secara spesifik berani mengangkat pentingnya mengangkat pembenahan instrumen diplomasi Indonesia sebagai ujung tombak diplomasi apakah sudah efektif mendukung upaya diplomasi Indonesia. Yang disinggung soal anggaran pertahanan, padahal pembiayaan mendukung diplomasi itu penting memperkuat upaya diplomasi,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: