Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

GandengTangan Bidik Penyaluran Pinjaman Rp55 Miliar untuk UMKM di Jawa Timur

GandengTangan Bidik Penyaluran Pinjaman Rp55 Miliar untuk UMKM di Jawa Timur Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai  penyedia layanan peer-to-peer lending, GandengTangan konsisten memperluas kemitraan dengan BPR di berbagai daerah, salah satunya Jawa Timur guna memaksimalkan pendanaan produktif bagi UMKM dari berbagai sektor. Setelah satu tahun menjalankan kolaborasi bersama BPR Prima Kredit Utama dan BPR Bank Jombang, GandengTangan menargetkan untuk menyalurkan Rp55 miliar untuk UMKM di Jawa Timur pada 2024. 

Sepanjang 2023, GandengTangan telah membukukan performa positif di wilayah Jawa Timur. Hingga kini, total penyaluran dana mencapai lebih dari Rp40 miliar atau meningkat sebesar 400% persen dari tahun lalu. Angka ini menjadi penyaluran terbesar dari seluruh provinsi cakupan GandengTangan, yakni mencapai 20,7%. Pembiayaan ini berhasil diterima lebih dari 11 ribu pengusaha mikro dan tersebar dari Surabaya, Jember, Kediri, Mojokerto, Ponorogo, hingga Blitar dengan dominan sektor perdagangan besar dan eceran serta jasa perorangan yang melayani rumah tangga. Baca Juga: Cetak Rekor, GandengTangan Salurkan Pendanaan Rp174 Miliar di Sepanjang 2023

Jezzie Setiawan, CEO GandengTangan menjelaskan, berdasarkan catatannya selama 2023, semangat UMKM di Jawa Timur dalam meningkatkan bisnisnya cukup kuat dibandingkan wilayah lain. GandengTangan komitmen terus memperkuat kemitraan dengan para lender institusi, termasuk oleh perusahaan modal ventura dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"Dengan jangkauan hyperlocal, BPR telah menjadi mitra strategis para UMKM untuk semakin berkembang.  Kami mengapresiasi kepercayaan yang diberikan oleh BPR Bank Jombang dan BPR Prima Kredit Utama kepada GandengTangan dalam menyalurkan dananya. Lewat kolaborasi yang terus berjalan, kami berharap bisa terus menjadi penggerak roda usaha kecil di daerah yang belum punya akses produk keuangan," ujarnya yang dikutip di Jakarta, Sabtu (13/1/2024).

Secara potensi, keterampilan warga Surabaya dalam memahami dan menggunakan produk keuangan cukup tinggi. Hal ini dilihat berdasarkan indeks literasi dan inklusi keuangan Jawa Timur yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, indeks literasi di Jawa Timur yakni sebesar 55,32 persen lebih tinggi dari nasional sebesar 49,68 persen. Sementara angka inklusi keuangan pada tahun 2022 sebesar 92,99 persen dan nasional hanya 85,10 persen.

Khusus di wilayah Jombang, pertumbuhan UMKM terus meningkat. Sepanjang 2022, UMKM meningkat sebesar 42,13% yang didominasi oleh sektor perdagangan. Sebagai pengelola dana desa, BPR Jombang berkomitmen terus memberi kemudahan layanan bagi pelaku usaha, termasuk dalam hal edukasi menggunakan platform digital. 

Afandi Nugroho, Direktur Utama Bank Jombang menjelaskan, pertumbuhan pelaku usaha di Jawa Timur makin tahun makin meningkat, terlihat dari geliat mereka yang cukup agresif mendapatkan pendanaan.

Ia melihat industri peer to peer lending telah menunjukkan peran yang besar di masyarakat dalam membantu pertumbuhan usahanya. Lewat berbagai layanan yang dimiliki, BPR Jombang berhasil menyalurkan dana hingga Rp750 miliar, salah satunya melalui P2P lending.

"Saya melihat GandengTangan menjadi kolaborasi yang cukup menguntungkan dan akan tetap eksis bersama BPR Jombang. Lewat mitigasi risiko yang dilakukan, GandengTangan mampu menjaga NPL 0, salah satunya melalui cara asuransi. Kami berharap GandengTangan bisa terus berinovasi dan beradaptasi pada berbagai hal, salah satunya mitigasi risiko yang terukur lewat berbagai cara baru untuk tetap menjaga hubungan baik bersama BPR Jombang," pungkasnya.

Sebagai badan usaha berdomisili Surabaya yang bergerak di bidang jual beli komoditas sumber daya alam, Bumi Kita Pertiwi merasakan manfaat pendanaan yang dibantu GandengTangan bagi kelangsungan usahanya. Baca Juga: Dipenuhi Optimisme, GandengTangan Siap Dongkrak Ekosistem Pembiayaan di 2024

“Bergerak sejak 2012, tentu mengembangkan bisnis hasil bumi di Jawa Timur tidak mudah karena tantangannya terletak dari kebutuhan modal yang tidak sedikit. Sebagai kaum millennial, kendala aset yang terbatas sulit menjadi jaminan untuk mendapatkan permodalan. Di sini, peran P2P lending termasuk GandengTangan sangat membantu dalam pengembangan bisnis kami. Memasuki 2024 ini, kami ingin terus mengembangkan bisnis seperti penambahan sumber daya porang serta pengembangan kopra ke Indonesia Timur. Kami berharap bisa semakin melebarkan bisnis menjadi lebih luas," jelas Edwin Yanee, CEO PT Bumi Kita Pertiwi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: