Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei indEX: Kepuasan 82,4%, Publik Pilih Capres Dukungan Jokowi

Survei indEX: Kepuasan 82,4%, Publik Pilih Capres Dukungan Jokowi Presiden Joko Widodo menjawab pertanyaan wartawan terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo tentang penghentian kasus hukum mantan Ketua DPR Setya Novanto pada korupsi KTP elektronik di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/12/2023). Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa saat itu dia menyampaikan agar Setya Novanto mengikuti proses hukum di KPK. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Saat itu koalisi terbangun antara PDIP dan Gerindra, di mana Megawati dan Prabowo maju berpasangan pada Pilpres 2009.

Dukungan dan keberpihakan yang ditunjukkan Jokowi kepada Prabowo-Gibran merupakan untuk mempertebal dukungan kepada pasangan nomor urut dua itu.

Baca Juga: Anies Baswedan soal Program-Program Era Bung Karno hingga Jokowi: Jika Baik akan Kami Teruskan!

“Prabowo-Gibran terus berusaha menarik swing voter dan menggerus basis pendukung Ganjar-Mahfud,” jelas Vivin.

“Upaya itu sekaligus untuk memastikan Pilpres berjalan dalam satu putaran, di mana suara yang diperoleh Prabowo-Gibran diproyeksikan menembus 50 persen,” terang Vivin.

Wacana agar Pilpres berlangsung satu putaran terus digaungkan oleh koalisi partai-partai dan relawan.

Gencarnya upaya untuk mendorong Pilpres satu putaran memaksa kubu Anies-Muhaimin membuka kerja sama dengan Ganjar-Mahfud.

“Kedua kubu itu berharap Pilpres tetap dua putaran, dan salah satunya bisa lolos ke putaran berikutnya,” lanjut Vivin.

Sebagai catatan, PDIP sebagai pengusung utama Ganjar-Mahfud dan PKS yang paling getol menyerukan perubahan selama ini selalu berada pada posisi diametral.

“Perlu kerja keras untuk bisa menyatukan dua kekuatan yang ibaratnya seperti minyak dengan air,” Vivin mencontohkan.

“Di sisi lain, PDIP sebagai partai nasionalis utama mempertaruhkan ideologinya jika ingin membangun kerja sama dengan PKS dan Anies Baswedan yang selama ini diidentikkan dengan politik identitas, seperti terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu,” Vivin mengingatkan.

Upaya semacam itu bahkan berisiko membuat basis pendukung Ganjar-Mahfud yang didominasi pemilih nasionalis untuk semakin bergeser memilih Prabowo-Gibran.

“Elektabilitas Ganjar-Mahfud yang menurun dan disalip Anies-Muhaimin berpotensi semakin anjlok,” pungkas Vivin.

Baca Juga: Jokowi Tawarkan Pengusaha Brunei Investasi di IKN, Pamer Disetujui Mayoritas Parlemen: 93 Persen Suara!

Survei Index Research dilakukan pada 3-9 Januari 2024 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: