Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Upaya Penanggulangan Stunting, Ekspektasi Gibran Rakabuming Raka untuk SDM Indonesia Berkualitas

Oleh: Khoiriyah, Khoiriyah Bendahara Umum Gerakan Pemuda Sadar Pemilu (GPSP)

Upaya Penanggulangan Stunting, Ekspektasi Gibran Rakabuming Raka untuk SDM Indonesia Berkualitas Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak tahun 1983, United Nations World Food Programme (UN WFP) telah berkomitmen secara aktif untuk menyediakan program pemberian makanan bagi anak-anak sekolah di berbagai negara. Menariknya, program pemberian makan di sekolah tidak hanya terbatas pada negara-negara dengan kondisi ekonomi rendah, tetapi juga telah diterapkan di negara maju. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi dan status gizi siswa.

Di Indonesia, pemerintah pernah meluncurkan program serupa, yaitu Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT AS). Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan zat gizi dan status gizi anak sekolah, terutama di tingkat dasar. Sayangnya, program PMT AS telah berhenti berjalan, dan evaluasi yang dilakukan oleh Septy (2018) menunjukkan bahwa meskipun terdapat peningkatan status gizi siswa setelah mendapatkan PMT AS, masih banyak siswa yang tidak sarapan pagi.

Baca Juga: Transisi Energi dan Komitmen Strategis Cawapres Gibran Rakabuming Raka

Stunting atau tengkes, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, telah menjadi perhatian utama dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dalam menghadapi tantangan ini, pemerintah seharusnya memprioritaskan tindakan langsung dan massal dengan menerapkan program memberi makan siang dan susu gratis di sekolah serta memberikan bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil. Langkah-langkah ini bukan hanya sebuah kebijakan, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang dalam pembentukan masa depan bangsa.

Pertama-tama, kita perlu mengakui bahwa pemberian makan siang harian kepada siswa memiliki dampak signifikan terhadap penanggulangan stunting. Program ini bukan sekadar bentuk asistensi, melainkan sebuah strategi preventif yang efektif. Dengan memberikan makanan yang bergizi secara teratur kepada anak-anak di masa pembentukan, pemerintah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal mereka.

Penelitian oleh Zenebe et al. (2020) menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara status gizi siswa yang mendapatkan program makan siang dan yang tidak mendapatkannya. Hasil penelitian ini secara jelas menggambarkan bahwa pemberian makan siang di sekolah dapat memainkan peran kritis dalam meningkatkan nilai z-score Indeks Massa Tubuh (IMT/U) siswa, khususnya dalam kategori normal. Dengan melibatkan sektor pendidikan dalam upaya penanggulangan stunting, pemerintah dapat mengintegrasikan aspek gizi ke dalam lingkungan pendidikan sehari-hari. Ini tidak hanya menciptakan siswa yang lebih sehat secara fisik, tetapi juga meningkatkan kualitas belajar mereka.

Selain itu, pemberian susu gratis di sekolah juga dapat menjadi langkah yang signifikan dalam memperbaiki asupan nutrisi siswa. Susu kaya akan kalsium, protein, dan nutrisi penting lainnya yang esensial untuk pertumbuhan tulang dan perkembangan otak. Meskipun susu memiliki kandungan gizi lengkap dan manfaat yang luar biasa, konsumsi susu di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti India, Cina, dan Malaysia. Data menunjukkan bahwa rata-rata anak Indonesia hanya mengonsumsi sekitar 87,1 ml susu per hari, dengan distribusi yang bervariasi (Hardiansyah, Hardinsyah, dan Sukandar, 2017). Dengan menyediakan susu secara gratis, pemerintah memberikan kesempatan yang lebih besar bagi anak-anak untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tanpa membebani keluarga mereka secara finansial.

Bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil juga merupakan langkah yang sangat relevan dalam upaya menanggulangi stunting. Anak-anak pada usia ini berada pada tahap perkembangan yang kritis, dan asupan nutrisi yang mencukupi pada masa ini dapat memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan fisik dan kognitif yang optimal.

Pemberian bantuan gizi kepada ibu hamil juga memiliki dampak jangka panjang yang sangat positif. Gizi yang mencukupi selama kehamilan tidak hanya mendukung kesehatan ibu tetapi juga memainkan peran krusial dalam perkembangan janin. Ini dapat mengurangi risiko kelahiran prematur, rendahnya berat badan bayi lahir, dan masalah kesehatan lain yang dapat terkait dengan kekurangan gizi pada ibu hamil.

Gibran Rakabuming Raka menyadari akan pentingnya untuk memahami bahwa program ini tidak hanya merupakan tanggung jawab kesehatan atau pendidikan saja, tetapi sebuah kolaborasi integral antara berbagai sektor pemerintahan. Peran aktif pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, kesehatan, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan implementasi dan pemeliharaan program ini.

Mengenai target program, Gibran Rakabuming Raka ingin mencapai lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100% pada tahun 2029, hal ini merupakan tantangan yang sangat nyata. Namun, bukan tidak mungkin untuk dicapai dengan komitmen dan kerjasama yang kuat antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat sipil. Langkah-langkah seperti sosialisasi program, pemantauan yang ketat, dan evaluasi berkala akan menjadi kunci kesuksesan dalam mencapai target ambisius ini.

Baca Juga: Langkah Pemberantasan Kemiskinan, Program Ambisius Gibran Rakabuming untuk Indonesia

Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan stunting, langkah-langkah konkret seperti memberi makan siang, menyediakan susu gratis, dan memberikan bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil adalah langkah proaktif dan komprehensif. Ini bukan hanya sebuah kebijakan, tetapi juga investasi nyata dalam masa depan Indonesia. Dengan mendukung kesehatan dan perkembangan optimal generasi muda, kita tidak hanya menciptakan SDM yang berkualitas tetapi juga menentukan arah pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif bagi bangsa ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: