Bersama Gibran, Memajukan Bangsa melalui Jaringan Perpustakaan dan Taman Bacaan
Oleh: Afif Raihan, Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat
Kekayaan sumber daya alam dan populasi terbesar keempat di dunia menempatkan Indonesia pada peta global dengan posisi yang sangat menguntungkan. Potensi negara ini untuk mencapai status negara maju semakin meningkat, terutama jika sumber daya alamnya dikelola secara efektif. Hasil studi oleh McKinsey Global Institute pada tahun 2012 memberikan proyeksi optimis, menandai Indonesia sebagai salah satu dari tujuh ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030. Dengan dasar yang kuat ini, Indonesia memiliki landasan yang kokoh untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan potensi ekonomi yang besar dan meraih kesuksesan di tingkat global.
Namun, mencapai cita-cita bangsa menjadi negara maju ini tidaklah mudah. Diperlukan sebuah gerakan berskala nasional yang memiliki kapasitas untuk mengatasi tantangan yang beragam dan secara efektif memanfaatkan peluang yang muncul. Rendahnya tingkat literasi menjadi hambatan kritis yang memerlukan perhatian khusus. Literasi, yang kini dianggap sebagai keterampilan hidup menyeluruh, bukan hanya sekadar kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Negara-negara maju umumnya ditandai dengan tingkat melek huruf yang tinggi dan standar hidup yang mencolok. Oleh karena itu, peningkatan signifikan dalam tingkat literasi penduduk Indonesia menjadi kunci untuk mencapai kecerdasan kolektif dan menjalin hubungan sejajar dengan negara-negara maju.
Baca Juga: Secercah Harapan Kesejahteraan Guru melalui Keberpihakan dan Komitmen Cawapres Gibran Rakabuming
Pemerintah telah merespons tantangan literasi dengan memprioritaskan fokus pada budaya literasi di Indonesia. Meluncurkan Indonesian National Assessment Program (INAP) pada tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menguji keterampilan membaca, matematika, dan sains siswa SD kelas IV. Hasilnya menunjukkan tantangan nyata, dengan tingkat kemampuan membaca yang masih rendah. Selanjutnya, uji pemahaman terhadap tes PISA tahun 2018 menegaskan bahwa tingkat literasi siswa Indonesia masih jauh di bawah rata-rata OECD.
Sebagai respons konkret, pemerintah memperkenalkan program Taman Baca Masyarakat pada tahun 2019. Program ini tidak hanya strategis dalam membentuk budaya literasi, terutama di kalangan masyarakat kurang mampu, tetapi juga memiliki tujuan pemberdayaan melalui pengembangan literasi dan budaya baca. Program ini menjadi tonggak penting dalam membentuk perubahan positif dalam budaya literasi di Indonesia.
Dalam era masyarakat post-industrial yang terintegrasi dengan internet, identitas baru dan ketidaksetaraan muncul sebagai hasil dari perkembangan ini (Masriastri, 2018). Oleh karena itu, taman baca masyarakat sebagai pilar literasi harus beradaptasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tetap relevan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan. Diperlukan penyesuaian esensial terhadap era digital dan milenial.
Penting bagi taman bacaan masyarakat untuk menerapkan pendekatan kreatif dan inovatif guna merangsang minat membaca dan memupuk budaya literasi di kalangan anak-anak. Pengelolaan taman bacaan masyarakat perlu memasukkan kreasi dan inovasi baru sebagai bagian integral dari pengembangan koleksi literasi. Membaca harus dihadirkan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan menarik, dengan tujuan mendorong anak-anak agar semakin antusias membaca. Meskipun dihadapkan pada kendala seperti penyurutan koleksi buku setiap tahun, solusi yang tepat diperlukan agar taman bacaan tetap menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang berkelanjutan. Dengan demikian, investasi dan perhatian terhadap infrastruktur perpustakaan, taman baca, dan digitalisasi literasi menjadi esensial untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan menjadikan Indonesia negara maju yang berdaya saing di tingkat global.
Komitmen Gibran Rakabuming Raka untuk membangun perpustakaan dan taman bacaan menunjukkan langkah positif dalam mendorong literasi masyarakat Indonesia, sebagaimana terwujud dalam Program Kerja Asta Cita, terutama pada poin 4 nomor 30. Komitmen ini mencerminkan perhatian mereka terhadap sektor pendidikan, sains, dan teknologi, seiring dengan pengalaman konkret seperti pengiriman buku baru oleh Gibran ke Perpustakaan Desa Nglarohgunung di Jawa Tengah pada tahun 2022, menunjukkan keseriusan Gibran dalam mendukung literasi di tingkat lokal.
Sebagai Cawapres nomor urut 2, Gibran menekankan pembangunan perpustakaan dan taman bacaan sebagai solusi untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, mencerminkan komitmen mendalam mereka terhadap peningkatan literasi dan pendidikan nasional. Pendekatan ini terkait dengan pemahaman bahwa akses terhadap bahan bacaan dan tempat belajar yang kondusif adalah kunci utama dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan kreativitas masyarakat, terutama generasi muda.
Jika program Pembangunan Perpustakaan dan Taman Bacaan berhasil diimplementasikan, kita akan menyaksikan perubahan yang substansial dalam masyarakat Indonesia. Pertama, meningkatkan Akses Pendidikan dan Literasi. Pembangunan perpustakaan dan taman bacaan akan membuka akses pendidikan dan literasi di seluruh negeri, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya minim pelayanan. Inisiatif ini bukan hanya mengenai buku, tetapi juga mengenai membentuk kebiasaan membaca dan meningkatkan kemandirian belajar di kalangan masyarakat.
Kedua, Pemerataan Sumber Belajar. Kehadiran perpustakaan dan taman bacaan di berbagai wilayah akan membantu menyebarkan sumber belajar secara merata, mengatasi ketidaksetaraan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Ini adalah langkah penting dalam menciptakan kesetaraan peluang belajar bagi semua lapisan masyarakat.
Baca Juga: Gibran dan Patron Baru Anak Muda dalam Dunia Politik
Ketiga, Peningkatan Kualitas Pendidikan. Fokus bukan hanya pada jumlah, melainkan juga pada kualitas. Perpustakaan dan taman bacaan yang dilengkapi dengan koleksi buku terbaru akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas sumber belajar untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum. Ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang memotivasi, mendukung perkembangan intelektual secara menyeluruh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement