Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

95,5% Faktor Pemenangan Pemilu karena Uang

95,5% Faktor Pemenangan Pemilu karena Uang Kredit Foto: Antara/Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jalan pesta demokrasi tak semulus yang kelihatannya, berbagai intrik masih menghantui salah satunya adalah politik uang. Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Amir Arief mengatakan hal ini masih menjadi potret muram pemilu di Indonesia.

“Kajian KPK menemukan ada 6 faktor penting yang mempengaruhi pemenangan pemilu dan pilkada. Dari 6 faktor itu, ternyata (urutan tertinggi) 95,5% faktor pemenangan pemilu karena kekuatan uang,” ujarnya dalam diskusi bedah buku Personal Branding for Politician di Auditorium RRI Jakarta (7/2/2024).

Baca Juga: Bey Minta Agar Warga Jabar Tak Kehilangan Hak Pilih pada Pemilu 2024

Amir menambahkan, bahwa dari 6 urutan tersebut, urutan bawah yaitu urutan ke-5 sebesar 47% adalah visi-misi partai. Artinya, masyarakat kita jauh lebih tertatik uang ketimbang visi-misi partai. “Ini adalah kerja berat partai, karena masyarakat kita tak tertarik dengan visi-misi partai,”

Itulah sebabnya KPK berupaya mencegah korupsi di sektor politik dengan mengusung program, “Politik Cerdas Berintegritas” sejak tahun 2019.

Senada dengan Amir, penulis buku Personal Branding for Politician sekaligus Pakar Marketing Yuswohady menyarankan calon presiden maupun calon anggota legislatifmelakukan pendekatan pemasaran strategis (strategic marketing) dalam mendulang suara, bukan dengan praktik politik uang.

Dengan pendekatan itu maka para kandidat capres/cawapres, caleg, dan cagub/cabup, cawalkot harus menekankan pada keunggulan kompetitif (competitive advantages) dari politisi. Yaitu mengutamakan kekuatan kompetensi, karakter, visi-misi-program yang diusung oleh kandidat.

Penulis lebih dari 70 buku tentang pemasaran ini menyebut buku ini semacam ajakan bertindakatau “call to action” kepada para politisi baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif. Yang berada di pusat dan daerah untuk meninggalkan politik uang dan menggunakan cara-cara yang beradab untuk memenangkan kontestasi pemilu.

Baca Juga: TKN Prabowo-Gibran Beri Tanggapan Soal Dugaan Manipulasi Pemilu Melalui Pemindahan TPS di Dramaga

Bedah buku ini diselenggarakan di Auditorium Jusuf Ronodipuro, RRI Jakarta yang dihadiri para politisi, konsultan politik, praktisi media publik, pakar/pengamat media diantaranya Andi Arief (politisi Partai Demokrat), Amir Arief (Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK), Janoe Arijanto (Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, PPPI), Agus Sudibyo (pakar komunikasi sekaligus Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI), Sunarto Ciptoharjono (Ketua Asosiasi KETUA Umum Asosiasi Riset Opini Publik Indonesia, AROPI) dan Hery Trianto (Direktur Harian Bisnis Indonesia).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: