Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasil Survei LPI: Mayoritas GEN Z dan Milenial Ingin PDIP Jadi Oposisi

Hasil Survei LPI: Mayoritas GEN Z dan Milenial Ingin PDIP Jadi Oposisi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) kembali meluncurkan survei nasional dengan tema, Persepsi Gen Z dan Milenial Terhadap Peluang Rekonsiliasi PDIP-Gerindra yang dirilis pada Selasa, (19/3/2024) di Jakarta. 

Wakil Direktur LPI, Ali Ramadan menjelaskan bahwa survei kali ini untuk memotret bagaimana pandangan GEN Z dan Milenial melihat relasi PDI P dan Gerindra paska pemilu 2024.

“Proses dan tahapan pemilu ini telah tiba di masa pengumuman hasil pemilu. Namun, fragmentasi politik pasca Pilpres 2024 berikut perolehan suara terhadap setiap kandidat paslon pada kontestasi tersebut menyisakan residu politik. Secara khusus, LPI turut memotret bagaimana pandangan GEN Z dan Milenial terhadap intensi politik antara PDI Perjuangan dan Gerindra. Oleh sebab, haluan ideologi yang serupa yaitu nasionalis, terkategori partai besar dan ikonik (partai yang juga mempunyai kekuatan pada figur sentralnya yaitu ketua umum, basis loyalis, dst),” jelasnya. 

Ia melanjutkan, bagaimana persepsi GEN Z dan Milenial dalam membaca dinamika politik kontestasi antar kandidat pilpres, penyelenggaraan pemilu hingga peluang rekonsiliasi politik, berkoalisi kembali, untuk masa pemerintahan 2024-2029 atau pihak yang kalah harus mengambil peran sebagai oposisi? Ragam padangan itulah yang terangkum dalam survei kali ini.

“LPI secara khusus mengambil kluster responden dari GEN Z oleh sebab karakteristiknya yang independen, kritis dan digital native. Dan survei kali ini digelar di 18 provinsi,” sambungnya.  

Baca Juga: PDIP Bisa Jadi Oposisi Kekuatan Besar, Begini Kata Peneliti!

Dari survei LPI, didapati sebanyak 48.8% responden tidak menyetujui rekonsiliasi PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra. Sementara yang menjawab setuju sebanyak 17.2% responden. Saat diberikan dua pertanyaan lanjutan yaitu; i) Apa alasan menjawab setuju jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra saling berkoalisi kembali?

Jawabannya, sebanyak 44.3% umumnya responden memberikan jawaban untuk mengurangi instabilitas politik di parlemen yang berdampak terhadap kondusivitas jalannya pemerintahan di masa 2024-2029. Disusul 21.2% responden yang menjawab bahwa PDI Perjuangan dan Gerindra sama-sama partai besar yang berpengaruh.  

Lalu pertanyaan berikutnya, ii) Apa alasan menjawab tidak setuju jika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra saling berkoalisi?

Sebanyak 66.2% responden berharap agar PDI P tidak bergabung di kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran dan mengambil peran sebagai oposisi politik di parlemen atau kekuatan penyeimbang. Lalu sebanyak 17.1% responden menyebutkan bahwa bila PDI P dan Gerindra berkoalisi kembali, hanya untuk kepentingan segelintir elit politiknya. 

Baca Juga: PDIP Bakal Jadi Oposisi? Peneliti Angkat Suara Soal Potensi Parlemen Menguat Pasca Pemilu 2024

Survei nasional LPI ini mulai 12 Maret 2024 dan berakhir pada 18 Maret 2024. Survei ini bermaksud untuk memotret Persepsi Gen Z dan Millenial Terhadap Peluang Rekonsiliasi Politik PDIP - Partai Gerindra.

Responden yang menjadi sampel dalam survei ini adalah Warga Negara Indonesia yang berumur 17 tahun sampai 26 tahun untuk Gen Z serta berumur 27 tahun sampai 42 tahun untuk Millenial dan pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih serta secara sadar dan aktif mengikuti kinerja penyelenggara pemilu dan dinamika politik yang terjadi di Indonesia.

Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Stratified Multistage Random Sampling di mana subjek yang diambil oleh peneliti sebagai sampel adalah populasi penelitian yang besar berasal dari 18 Provinsi di Indonesia dan memiliki tingkatan generasi yang berbeda antara gen Z serta Millenial.

Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 1300 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar ±2.97 pada tingkat kepercayaan 95%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: