Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PoD I Lapangan AAL Disetujui Menteri ESDM

PoD I Lapangan AAL Disetujui Menteri ESDM Kredit Foto: WE are
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN) telah menyelesaikan pembahasan revisi PoD (Plan of Development) I untuk Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut (AAL). 

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan, Revisi PoD tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri ESDM pada tanggal 5 Maret 2024. 

Baca Juga: Melihat Pertamina, Mulyanto Dorong Pemerintah Dongkrak Kelembagaan Migas Indonesia

Sebagaimana diketahui, Lapangan Minyak AAL termasuk lapangan dengan karakteristik minyak berat yang terletak di perairan Laut Natuna Barat, 20 km dari perbatasan Malaysia dan berjarak sekitar 260 km dari daratan terdekat (Matak, Anambas).

“Pengembangan Lapangan Minyak AAL merupakan pengembangan lapangan yang lumayan challenging disamping faktor lokasi yang remote dan di wilayah perbatasan. Sifat minyak pada reservoir tersebut adalah jenis heavy oil serta ada kecenderungan lapisan tersebut memiliki masalah kepasiran (sand problem) yang memerlukan penanganan khusus sehingga biaya operasional yang dibutuhkan relatif tinggi," ujar Benny dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (28/3/2024). 

Benny menyebut, Lapangan AAL menjadi salah satu harapan untuk meningkatkan produksi minyak nasional, mengingat kebutuhan minyak terus meningkat. Lapangan AAL juga akan menjadi salah satu tulang punggung dalam upaya mencapai target produksi minyak 1 juta barel. 

Upaya mitigasi risiko berkaitan hal-hal tersebut dituangkan di dalam revisi PoD ini dimana pelaksanaan proyek dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Skenario fasilitas produksi menggunakan CPP (Central Production Platform) dan FSO (Floating, Storage, and Offloading). 

Baca Juga: Penyimpanan dan Penangkapan Karbon, Bisnis Terbaru Industri Migas?

Konsep ini merupakan perubahan dari konsep sebelumnya yang menggunakan WHP (Well Head Platform) dan FPSO (Floating, Production, Storage, and Offloading). Tahap awal pengembangan AAL akan melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran 7 (tujuh) sumur produksi horizontal untuk memproduksi minyak dari kedua lapisan (K dan G sand).

Sementara itu, CEO Prima Energy Northwest Natuna, Pieters Utomo, menegaskan bahwa PENN akan terus berkomitmen mengembangkan Lapangan Minyak AAL ini hingga mencapai produksi pada akhir tahun 2026 dengan target produksi sebesar 20.000 bopd. 

Baca Juga: PHE Bidik Produksi Migas 742 Ribu Barel Setara Minyak Tahun Ini

Tantangan dari Lapangan Minyak AAL ini adalah berupa reservoir yang unconsolidated sand dan heavy oil, sehingga memerlukan pengeboran sumur horizotal yang panjang dan lower completion well yang khusus agar bisa membatasi produksi air dan pasir. Kami yakin bahwa dengan menggunakan teknologi baru yang telah terbukti dari lapangan minyak berat lainnya akan berhasil untuk Lapangan AAL. 

“Apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian ESDM dan SKK Migas atas kolaborasinya sehingga tercapai persetujuan revisi PoD Lapangan Minyak AAL, kerjasama akan kami lanjutkan agar proyek ini berjalan lancar sesuai dengan rencana," ujar Pieters. 

Baca Juga: SKK Migas Yakin Investasi Eksplorasi Tumbuh 100%

PENN juga akan melakukan studi lebih lanjut terkait kegiatan eksplorasi terhadap prospek - prospek yang ada untuk menambah cadangan dan sumber daya di Wilayah Kerja Northwest Natuna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: