“Memang tidak akseleratif (pertumbuhan ekonomi Indonesia), tapi untuk sekadar bertahan sebetulnya masih memungkinkan dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat saat ini,” ungkap Eko.
Baca Juga: Hanya 29 Persen Masyarakat yang Menilai Kondisi Ekonomi Nasional Baik-Sangat Baik
Eko mengatakan, dampak konflik antara Iran dengan Israel takkan terjadi apabila pemerintah dapat mengelola komponen konsumsi dan produksi, terutama berkaitan dengan industri sebagai salah satu sektor penggerak pertumbuhan ekonomi. Resesi bahkan bisa tak dirasakan oleh Indonesia.
Namun, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, agak sulit dilakukan karena kondisi global tidak mendukung dan keadaan domestik belum mampu menunjang optimisme fundamental ekonomi dalam negeri.
Baca Juga: Jaya Maju Bersama, Ekonomi Sirkular Terus Digenjot PGE
“Ekonomi kita itu sebetulnya masih inward looking (kebijakan yang berfokus pada pengembangan industri dalam negeri), jadi masih sangat didominasi oleh aktivitas domestik. Hanya saja yang harus kita lihat kalau kemudian rupiah terus berfluktuasi, kemudian harga energi juga cenderung meningkat, itu tetap saja juga berdampak terhadap ekonomi domestik, akan menggerus kemampuan ekonomi kita,” tutur Eko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement