Hindari Tindakan Provokasi dengan Menyampaikan Pendapat Positif
Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur bertemakan “Menghidupi Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Era Luapan Informasi!” pada Jumat (7/6/2024).
Survei dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.
Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.
Sosialiasi perihal literasi digital secara merata semakin urgen agar masyarakat dapat aman bermedia digital. Setiap individu tidak langsung percaya terhadap informasi yang banyak tersebar di ruang digital.
Grapholog, Trainer, Pengusaha Kuliner, Diana Aletheia Balienda mengatakan, masyarakat perlu memahami bahwa menyampaikan pendapat, gerakan sosial, dan membuat gerakan merupakan sesuatu yang wajar. Aksi tersebut bahkan boleh dilakukan menggunakan media sosial.
Baca Juga: PLN Icon Plus Bersama PLN Laksanakan Groundbreaking Telecommunication and Digital Centre di IKN
“Asal apa yang diberitakan, pendapat, dan gerakan yang disampaikan organik. Asli dari pikiran kita sendiri dan bersifat positif,” kata Diana saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (7/6/2024).
Pendapat yang diutarakan bukan sekadar untuk meramaikan dan bahkan karena hal-hal provokatif. Masyarakat perlu memahami provokasi merupakan tindakan atau perilaku yang sengaja dilakukan untuk menimbulkan reaksi emosional, fisik, atau intelektual. Tindakan ini bertujuan memicu perasaan, respons, dan tanggapan yang kuat.
Dosen Institut Teknologi dan Sains Mandala, Relawan TIK, Zainul Hasan menambahkan, masyarakat perlu menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya. Sehingga, setiap individu bisa menjadi netizen yang beradab.
“Hindari beropini yang menyulut perpecahan. Mengetahui isu secara detail. Memikirkan terlebih dahulu pendapat yang akan disampaikan, kemudian menyampaikannya secara sopan dan santun,” kata Zainul.
Masyarakat perlu menyadari batasan-batasan yang harus dipatuhi ketika mengutarakan pendapat di ruang digital. Ada sanksi yang akan diterima ketika menyebarkan hoaks, misinformasi, dan bahkan disinformasi.
Dalam kesempatan sama, Pekerja Seni, Tike Priatnakusumah mengatakan, pemahaman etika digital membantu masyarakat membentengi diri dari perilaku tidak baik di ruang digital. Tanpa etika digital yang benar, setiap individu bisa menjadi korban atau bahkan menyebabkan kerugian pada orang lain.
“Etika digital juga membantu kita membangun citra diri positif untuk menjadi warga dunia maya yang bertanggung jawab,” kata Tike.
Kegiatan Makin Cakap Digital 2024 merupakan rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Program ini bertujuan meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat di Indonesia.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Grapholog, Trainer, Pengusaha Kuliner, Diana Aletheia Balienda, Dosen Institut Teknologi dan Sains Mandala, Relawan TIK, Zainul Hasan, dan Pekerja Seni, Tike Priatnakusumah sebagai key opinion leader (KOL).
Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement