Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko-Marves) Luhut B. Pandjaitan membeberkan komitmen RI dalam melindungi ekosistem laut di wilayah maritim Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi sumber daya maritim dan lokasi yang strategis.
“Indonesia berkomitmen melakukan tindakan konkrit untuk melindungi laut kita, melalui pertanian rumput laut skala besar dengan mekanisasi dan teknologi, program rehabilitasi 600 ribu hektar mangrove juga penanganan sampah plastik di laut dengan target sebesar 70% hingga akhir tahun 2025,” ujar Luhut pada gelaran ’The Global Dialogue On Sustainable Ocean Development sekaligus peluncuran Ocean Accounts Indonesia di Sanur, Bali, Jumat (5/7/2024).
Baca Juga: Menko Luhut: Bea Masuk 200 Persen untuk Kepentingan Nasional
Indonesia lanjut Luhut juga telah mengintegrasikan Blue Halo S dalam implementasi konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya lingkaran ekologi dan ekonomi antara produksi dan perlindungan laut.
Luhut memandang positif terkait peluncuran Ocean Accounts di sela agenda pertemuan. Menurutnya ini dapat meningkatkan akurasi pengukuruan berdasarkan nilai moneter dari ekosistem laut, jasa dan tren degradasi.
“Indonesia mengambil langkah perintis menuju pengelolaan berkelanjutan melalui Ocean Accounting,” kata Luhut.
Indonesia juga telah menggagas beberapa platform global dan nasional untuk laut berkelanjutan dan ekonomi biru yang menyatukan multi stakeholder seperti G20 Bali Global Blended Finance, National Blue Agenda Actions Partnership (NBAAP), Archipelagic and Islan States Forum (AIS Forum) dan Ocean 20 (O20) yang sekarang memiliki keterlibatan dalam G20.
“Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif internasional, Lautan kita bukan hanya tanggung jawab kita, Lautan adalah garis hidup kita. Sekarang saatnya beraksi. Warisan kita dapat berupa ketahanan, tanggung jawab dan komitmen untuk memelihara lautan kita, untuk bangsa kita, dunia dan untuk generasi yang akan datang,” sambung Luhut.
Sebagai negara yang memiliki mega biodiversity, Indonesia dikaruniai sekitar 8.500 biota laut, potensi produksi perikanan berkelanjutan mencapai 12 juta ton per tahun, potensi produksi perikanan laut lebih dari 50 juta to per tahun. Potensi laut, juga bisa dimanfaatkan dalam implementasi karbon biru (blue carbon) dan energi baru terbarukan (EBT).
Untuk itu, Luhut juga mendorong Indonesia agar memulai kolaborasi global guna mengeksplorasi dan memahami isi lautan RI. Pasalnya, saat ini kontribusi Industri maritim masih sangat rendah (perkiraan BPS dan Kementerian Kelautan dan Perikanan).
Baca Juga: Luhut Melihat Jokowi Terkadang Terlalu Demokratis
”Hanya saja saat ini laut Indonesia sebagian besar belum dieksplorasi, sehingga ini yang mendorong Indonesia untuk memulai kolaborasi dengan mitra internasional untuk mengeksplorasi dan memahami lebih banyak tentang lautan kita bersama BRIN, IDSSE dan OceanX kita mencoba mengungkap hal yang baru dengan mengeksplorasi laut dalam dan juga memahami tentang perubahan iklim,” tutup Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement