Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menegaskan pentingnya prinsip kesetaraan serta nondiskriminasi gender pada industri sawit nasional.
Upaya yang bisa dilakukan yakni memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan untuk memajukan sektor tersebut.
Baca Juga: Ironi dalam Kampanye Hitam Terhadap Sawit di India
Maka dari itu, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, berharap lebih banyak perempuan yang menjadi pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan sawit.
“Kami berharap lebih banyak perempuan yang menjadi pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan sawit,” tutur Kabul beberapa waktu yang lalu.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan BPDPKS tersebut juga menyebut bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai peluang yang sama untuk berkontribusi pada industri sawit. Maka dari itu, melindungi hak-hak pekerja juga berarti memberikan proteksi kepada hak pekerja perempuan dan lingkungan yang aman bagi perempuan.
Kepentingan pekerja perempuan pada industri sawit, ucap Kabul, juga terus diperhatikan terutama dalam hak maternal seperti cuti haid dan melahirkan, jam kerja yang layak, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
“Sehngga, perempuan mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam membangun kemampuan dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di daerahnya menuju kemandirian finansial,” kata Kabul dikutip Warta Ekonomi, Senin (8/7/2024).
Untuk mewujudkan hal tersebut, BPDPKS bekerja dengan prinsip anti diskriminasi dan menjamin kesetaraan gender. Di satu sisi, Badan Layanan Umum (BLU) bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangaan juga berkomitmen untuk memberikan perlakukan yang adil dan jujur kepada setiap pegawainya agar mampu mengembangkan potensi, kemampuan, pengalaman, dan keterampilan secara maksimal.
Kesetaraan gender pada industri sawit ini idealnya bukanlah sekadar persamaan jumlah semata. Hal tersebut juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan potensi penuh dari setiap individu tanpa ada yang terpinggirkan.
Baca Juga: Wejangan Guru Besar IPB untuk Prabowo: Sawit Bisa Jadi Senjata
Setiap pekerja pada industri sawit juga seharusnya dipilih berdasarkan kemampuan, kompetensi, dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing individu tanpa peduli apakah itu laki-laki ataukah perempuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement