Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Diberi Tahu Cara Gampang Atasi Masalah Air Bersih di IKN

Jokowi Diberi Tahu Cara Gampang Atasi Masalah Air Bersih di IKN Ilustrasi mandor asing di IKN. | Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Bachrum Achmadi memberi tahu Presiden Joko Widodo (Jokowi) cara gampang untuk mengatasi masalah air bersih di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur.

Menurut Bachrum, untuk mengatasi masalah air bersih ibu kota baru, Jokowi bisa membuat Perusahaan Air Minum (PAM) khusus di IKN yang sumber airnya berasal dari daerah lain.

Baca Juga: Gas Duet Anies-Kaesang di Pilkada DKI Jakarta, Diusung PSI dan PKS

"Ngapain pusing mikirin air bersih, tinggal bikin aja PAM khusus di IKN, sumber airnya ambil dari daerah lain. Moso bikin IKN biaya triliunan bisa, masalah air bersih bingung. Aneh klen!" ucapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Selasa (9/7).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan akan pindah ke IKN dan mulai berkantor jika infrastruktur sudah siap, termasuk listrik dan air, karena dirinya tidak ingin memaksakan sesuatu yang belum siap.

Jokowi menyampaikannya ketika ditanya rencananya untuk berkantor di IKN mulai Juli 2024.

"Airnya sudah siap belum? Listriknya sudah siap belum? Tempatnya sudah siap belum? Kalau siap, pindah," kata Jokowi kepada wartawan usai melepas bantuan kemanusiaan Indonesia untuk Papua Nugini dan Afghanistan di Jakarta, Senin (8/7/2024), dikutip dari Kompas.

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan air bersih dan listrik belum siap di IKN berdasarkan laporan yang disampaikan kepadanya. "Sudah (dapat laporan), tapi belum (siap)," katanya.

Kemudian mengenai penerbitan keputusan presiden (keppres) tentang pemindahan ibu kota, Jokowi mengatakan hal tersebut tergantung dengan situasi yang terjadi di lapangan.

"Keppres bisa sebelum, bisa setelah Oktober. Kita melihat situasi lapangan. Kita tidak ingin memaksakan sesuatu, yang memang belum, jangan dipaksakan. Semua dilihat. Progres lapangannya dilihat," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: