Menteri Koordinator dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa pengganti bensin berupa bioethanol secara bertahap mulai digencarkan penggunaannya.
Menurut Luhut, bioethanol bisa menjadi solusi untuk menekan polusi udara karena sulfurnya bisa berkurang dari yang awalnya 500 menjadi 50 saja.
Baca Juga: Apa Untungnya Family Office bagi Indonesia? Ini Kata Luhut
"Kalau ini terjadi, sulfur dikurangi, bisa mengurangi orang yang sakit karena ISPA dan bisa menghemat sampai Rp38 triliun ekstra pembayaran BPJS Kesehatan," terang Luhut melalui media sosialnya, dikutip Warta Ekonomi, Rabu (10/7/2024).
Rencana tersebut juga dinilai sejalan dengan upaya pemerintah yang akan memperketat penerimaan subsidi BBM mulai tanggal 17 Agustus 2024 nanti demi menghemat APBN yang tengah sekarat.
Sebagai informasi, agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran, saat ini PT Pertamina (Persero) tengah menyiapkan skema khusus nan lengkap dengan harapan 17 Agustus nanti sudah rampung.
"Kita harap 17 Agustus sudah bisa mulai di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi akan kita kurangi," katanya.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan memperkirakan jika anggaran subsidi energy pada tahun ini akan membengkak.
Hal tersebut berasal dari beberapa parameter perubahan mulai dari harga minyak dunia, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) hingga lifting minyak.
Baca Juga: Dikaruniai Mega Biodiversity, Menko Luhut: Lindungi Laut Kita
"Belanja dari subsidi dan kompensasi yang diperkirakan juga akan mengalami kenaikan karena adanya faktor tadi volume maupun kurs dan harga," ujar dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement