Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPDPKS Turun Mengedukasi, Fokus Tingkatkan Pekebun Sawit

BPDPKS Turun Mengedukasi, Fokus Tingkatkan Pekebun Sawit Kredit Foto: DBS Vickers
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan acara sharing session sekaligus Evaluasi Roadmap BPDPKS. Tujuannya dalah mendukung pengembangan kelapa sawit berkelanjutan untuk periode 2022 – 2029. 

Acara yang diselenggarakan di Yogyakarta ini dilakukan untuk mengulas Program Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perkebunan Kelapa Sawit yang saat ini tengah berjalan sekaligus mengevaluasi kesesuaian dengan roadmap yang telah disusun sebelumnya.

Baca Juga: Pakar Ungkap Alasan Krusial Sulitnya Penuhi Target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

Hadir dalam acara tersebut yakni Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, serta perwakilan lembaga pendidikan yang memiliki program perkebunan kelapa sawit dan telah menerima pendanaan dari BPDPKS. Selain itu, hadir pula perwakilan asosiasi perkebunan, kementerian terkait, dan mahasiswa penerima beasiswa BPDPKS.

Dalam keterangan yang dikutip dari laman resmi BPDPKS, Kepala Divisi Pendidikan SDM, Litbang dan Pengembangan Sarpras BPDPKS, Triana Meinarsih, menjelaskan pentingnya pemenuhan kebutuhan SDM baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

“Proyeksi kebutuhan SDM harus mempertimbangkan kebutuhan industri, teknologi, manajemen, dan sustainability. Roadmap ini sangat penting dalam menjalankan program pengembangan SDM,” ucap Triana, Kamis (25/7/2024).

Acara tersebut juga menghadirkan tiga narasumber utama antara lain Sri Gunawan dari AKPY-STIPER, Hariyadi dari IPB, dan Mula Putra dari Direktorat Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma yang masing-masing menjelaskan wawasan mendalam tentang tantangan serta peluang dalam pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: BPDPKS Beberkan Kendala Utama Penyaluran Dana PSR

Misalnya perihal proyeksi kebutuhan SDM perkebunan kelapa sawit hingga tahun 2038 serta analisis kinerja roadmap, Sri Gunawan memaparkan pentingnya rekomendasi tindak lanjut untuk monitor dan evaluasi (monev) program secara berkelanjutan.

Di sisi lain, Hariyadi menjelaskan perihal analisis SWOT terhadap pelaksanaan program pengembangan SDM. Analisis tersebut dibagi menjadi empat strategi utama yakni Strengt-Opportunity, Strength-Threats, Weakness-Opportunity, dan Weakness-Threats. Strategi tersebut kemudian dibagi menjadi cakupan faktor internal dan eksternal yang perlu diperhatikan.

Tak hanya itu, dia juga menjelaskan mengenai empat strategi pengembangan SDM yang harus diterapkan. Pertama adalah dengan meningkatkan program beasiswa dan pelatihan keterampilan melalui kerja sama banyak pihak antara pendidikan, swasta dan pemerintah.

Baca Juga: Tekan Konflik Agraria, Pemerintah Kawal Pendaftaran Lahan Sawit di Indonesia

Kedua dalah dengan memperkuat kerja sama antara lembaga pendidikan dan industri perkebunan untuk mengembangkan potensi terkait seperti kreativitas, inovasi hingga peluang kerja bagi lulusan. Ketiga, merencanakan program sosialisai yang memadai untuk memperkenalkan program pengembangan SDM kepada masyarakat luas.

Terakhir, membangun kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri perkebunan dalam penyusunan regulasi.

Narasumber lainnya, Mula Putra, menjelaskan tentang desain dan capaian pengembangan SDM industri kelapa sawit dari perspektif industri hulu. Menurut dia, industri kelapa sawit merupakan industri padat karya yang berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan wilayah.

“Jutaan masyarakat bergantung pada industri sawit Indonesia sehingga pertumbuhan industri ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan sosial dan ekonomi,” ucap Mula.

Baca Juga: Jokowi atau Prabowo yang Paling Bertanggung Jawab pada Proyek IKN?

Terakhir, Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, menegaskan pentingnya evaluasi dan sharing session yang diadakan secara berkala. Tujuannya adalah untuk meninjau seberapa efektif program tersebut, mengidentifikasi kesenjangan dan tantangan, hingga memastikan kesesuaian dengan regulasi yang ada.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: