Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

2,4 Juta Remaja Alami Gangguan Jiwa, Edelweiss Hospital Tawarkan Solusinya

2,4 Juta Remaja Alami Gangguan Jiwa, Edelweiss Hospital Tawarkan Solusinya Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Berdasarkan The Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, sebanyak 2,45 juta remaja Indonesia didiagnosis mengalami gangguan jiwa selama 12 bulan terakhir, pada tahun 2021. 

Founder dan Chairman Edelweiss Healthcare Group, Syauqi Robbanie menyebutkan faktor-faktor seperti kekerasan di rumah, tekanan akademis, dan kurangnya dukungan emosional berkontribusi pada masalah ini. 

"Di Edelweiss Children Center ini, kami tidak hanya menangani masalah kesehatan fisik, tetapi juga mental, karena kesehatan mental anak sama pentingnya dengan kesehatan tubuh mereka,” kata Syauqi kepada wartawan di Bandung, Sabtu sore (17/8/2024).

Edelweiss Children Center juga berkomitmen untuk memberikan layanan psikologis yang holistik, termasuk konseling dan terapi, untuk membantu anak-anak mengatasi stres dan trauma.

Baca Juga: Plossa Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Mental dengan 'Atur Tenangmu'

Selain itu, menawarkan berbagai layanan kesehatan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Layanan ini meliputi psikologi anak, klinik pertumbuhan dan pubertas, fisioterapi anak termasuk terapi wicara dan okupasi, klinik tumbuh kembang, klinik laktasi, perawatan gigi anak, vaksinasi, serta layanan intensif bayi (neonatologi) dan anak (pediatrik). 

"Dengan fasilitas yang lengkap dan tenaga medis yang berpengalaman, Edelweiss Children Center diharapkan mampu menjadi solusi atas berbagai masalah kesehatan anak di Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Edelweiss Hospital saat ini memiliki fasilitas Children Center untuk mengatasi masalah kesehatan anak di Indonesia.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis kesehatan anak yang serius. 

Syauqi menyebutkan tingginya konsumsi gula, yang menyebabkan diabetes dan gagal ginjal pada anak, menjadi perhatian utama dalam beberapa waktu terakhir. Selain itu, gangguan mental pada anak juga semakin meningkat. 

Tujuan utama keberadaan Edelweiss Children Center ini adalah untuk memberikan perawatan yang komprehensif, fokus pada tindakan preventif dan pengobatan berbagai kondisi yang sering dialami anak-anak terutama dalam hal tumbuh kembang dan gizi mereka.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental Karyawan BUMN, Erick Thohir Kembali Gelar 1000 Manusia Bercerita

“Kami prihatin dengan kondisi gizi anak-anak di Indonesia saat ini, banyak anak-anak yang masih gemar mengkonsumsi makanan tidak sehat. Salah satunya yang berasal dari makanan olahan yang mengandung banyak gula dan pengawet. Ini jadi salah satu concern kami di layanan tumbuh kembang anak di Edelweiss Children Center,” jelasnya.

Gula yang terkandung dalam makanan olahan, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari kerusakan gigi, diabetes, gagal ginjal, hingga dampak jangka panjang yang lebih parah terhadap kesehatan secara keseluruhan. 

Berdasarkan penelitian Beecher, dkk (2021), konsumsi gula yang berlebih juga dapat menghambat pembelajaran dan memori. Dan asupan harian minuman manis selama masa remaja dikaitkan dengan memburuknya kinerja belajar dan memori otak selama masa dewasa, selain itu berpengaruh juga pada perilaku impulsif dan hiperaktif. 

"Dengan kondisi yang ada saat ini, kami merasa perlu menghadirkan fasilitas yang bisa memberikan perawatan dan edukasi yang tepat bagi anak-anak serta orang tua mereka. Harapannya dengan mengurangi asupan gula, kita bisa membantu generasi muda Indonesia fokus belajar, memperbaiki memori, dan mencapai potensi terbaik mereka," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: