- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Bisnis Sawit Masih Dibayangi dengan Ancaman Ganoderma, Ternyata Mengatasinya Mudah!
Penyakit busuk pangkal batang atau biasa yang disebut ganoderma telah menyebabkan kematian kelapa sawit hingga 80% atau lebih populasi kelapa sawit. Hal tersebut tentunya menyebabkan penurunan produk kelapa sawit.
Dadang Gusyana, dalam Forum Diskusi Mengenal, Memahami, dan Melindungi Sawit dari Bahaya Ganoderma: Petani Swadaya Optimis Meski Ganoderma Bikin Menangis, Selasa (20/8/2024) lalu membeberkan beberapa tips pengendalian ganoderma.
“Harus diperhatikan saat panen nantinya, apabila di pelepah ada tanda seperti membatik maka itu merupakan salah satu tanda adanya resting body dari ganoderma. Ganoderma tersebut belum aktif dan masih dalam kondisi istirahat. Bentuknya seperti batik mengular tapi bukan busuk. Kondisinya masih kering dan belum ada sesuatu yang mereka makan sehingga akan istirahat selama 20 sampai 25 tahun,” ujar Dadang, dikutip Warta Ekonomi, Selasa (27/8/2024).
Ketika ganoderma sudah aktif, maka dia akan menyerang jaringan xylem. Yang dimaksud dengan jaringan xylem yakni jaringan penting pada tumbuhan yang berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar menuju daun.
Adapun penyerangan ganoderma pada jaringan xylem ini akan membuat pohon sawit mengalami proses lignifikasi atau proses pelapukan. Proses tersebut disebabkan oleh enzim eksudat yang dikeluarkan oleh ganoderma itu sendiri.
“Ini akan menyerang jaringan xilem, jaringan yang membawa air dengan nutrisi dari dalam tanah. Nah nantinya akan ada proses lignifikasi atau proses pelapukan yang dilakukan oleh enzim eksudat yang dikeluarkan oleh ganoderma,” jelasnya.
Meskipun berada dalam satu pohon yang sama, tidak semua pelepah bisa terserang oleh ganoderma. Hal ini tentunya membuktikan bahwa tidak semua jaringan kelapa sawit akan terserang penyakit ganoderma sehingga masih bisa dilakukan proses penyembuhan.
“Berbeda nyata dengan yang sehat, pelepah ganodermanya tidak ada pola batik seperti tadi. Ini membuktikan bahwa tidak semua jaringan kelapa sawit akan terserang ganoderma nantinya. Jadi proses penyembuhannya masih dapat dilakukan,” katanya.
Lantas, bagaimana cara menangani ganoderma pada perkebunan kelapa sawit?
Dadang menyampaikan bahwa pengendalian secara biologis bisa dilakukan dengan menggunakan trichoderma yang merupakan musuh alami dari ganoderma itu sendiri. Trichoderma akan muncul secara alami ketika pohon sawit terserang jamur ganoderma.
Baca Juga: GAPKI Jalin Kerja Sama Perluas Pasar Sawit ke Nigeria
Apabila ada unsur karbohidrat, maka trichoderma akan berkembang biak dengan baik dan secara alami bisa memakan jamur ganoderma.
“Untuk pengendalian secara biologis, nantinya secara alami akan muncul musuh dari ganoderma yakni trichoderma. Trichoderma akan tumbuh dengan baik apabila ada unsur karbohidrat di dalamnya. Mereka akan secara alami memakan jamur ganoderma tersebut,” terangnya.
Sementara itu, pengendalian pada pohon sawit yang berpotensi terkena ganoderma dapat dilakukan dengan melakukan monding atau penimbunan pangkal batang. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melihat struktur mana yang akarnya paling banyak.
Lantas, dibersihkan, disemprotkan dengan elisitor enzim, dan tunggu sekitar 5 – 7 hari.
Pangkal batang tersebut selanjutnya bisa ditaburkan dengan mikoriza sebanyak 300 gram lalu ditimbun dengan tanah. Akar-akar baru nantinya akan tumbuh setelah satu atau dua bulan.
“Dilihat terlebih dahulu struktur mana yang akarnya paling banyak. Dibersihkan dulu, kasih elisitor enzim dan semprot, habis itu tunggu sekitar 5 hari atau 7 hari. Ditaburi mikoriza sebanyak 300 gram lalu ditimbun dengan tanah. Setelah sebulan sampai dua bulan nantinya akan tumbuh akar – akar baru,” katanya.
Apabila masih belum yakin apakah pohon sawit terserang penyakit ganoderma, maka bisa disiasati dengan memberikan trichoderma. Dengan prinsip kerja yang berbeda dari mikoriza, trichoderma bekerja dengan cara melindungi akar pohon sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement