PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) telah mengadakan sesi pemaparan publik insidentil untuk menyikapi suspensi saham Perseroan pada tangal 28 Agustus 2024. Selain hal di atas, dalam kesempatan ini, Perseroan juga memaparkan kondisi dan kinerja terkini Perseroan, serta menyampaikan strategi Perseroan untuk kedepannya.
Pada sesi awal, Perseroan menjelaskan kinerja Perseroan selama enam bulan terakhir. Perseroan sendiri berhasil mencetak pertumbuhan dari sisi kinerja operasional yang signifikan. Perseroan berhasil mencetak pendapatan sebesar Rp 22,7 miliar pada semester pertama 2024.
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit dan Inovasi Digital Dorong Pencapaian Laba BNI, Begini Prospek Sahamnya
“Kami telah berhasil mencetak peningkatan pendapatan sebesar 37% dalam 6 bulan terakhir tahun 2024 jika dibandingkan dengan 7 bulan berjalan pada tahun 2023," ujar Richie Adrian selaku Direktur Utama PT Harta Djaya Karya Tbk.
Pada kesempatan yang sama, Perseroan juga menyajikan rencana strategis untuk masa depan. Ini dimulai dengan penjelasan terkait industri infrastruktur di Indonesia yang mengalami peningkatan dalam beberapa waktu belakang. Selain itu, Perseroan juga menyajikan rencana strategis Perseroan dalam kedepannya. Perseroan berencana untuk terus meningkatkan menjalin kemitraan dengan beberapa institusi pemerintahan dan swasta. Hal ini dianggap sebagai peluang berharga bagi Perseroan.
Selain kemajuan operasionalnya, Perseroan juga menyajikan beberapa proyek potensial yang dapat didapatkan oleh Perseroan dalam jangka waktu dekat dan menengah.
“Salah satu proyek potensial yang akan kita kerjakan dalam akhir tahun ini adalah dari PT Rukun Raharja Tbk, dimana proyek ini dapat berdampak signifikan dalam peningkatan pendapatan Perseroan pada tahun ini,” ujar Richie Adrian.
Baca Juga: Bursa Pelototi Gerak-gerik Saham Perusahaan Milik Rudy Tanoesoedibjo
Richie Adrian juga menyampaikan bahwa fluktuasi signifikan harga saham yang menyebabkan suspense saham Perseroan pada hari Rabu, tanggal 28 Agustus 2024 merupakan murni pergerakan dinamika pasar. Pergerakan harga saham bukan dampak perubahan operasional Perseroan dan merupakan aktivitas pasar semata.
Pada akhir keterangan persnya, Richie juga menyampaikan bahwa dengan strategi ekspansi Perseroan ini guna mendorong pertumbuhan kinerja Perseroan.
“Untuk tahun 2024, Perseroan menargetkan adanya pertumbuhan pendapatan. Kami menargetkan pendapatan sebesar Rp 65 Miliar pada tahun ini," ujar Richie.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement