Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Refly Harun Ungkap Cerita Anies saat Ditawari PDIP Maju Pilkada DKI Jakarta: Enak Sekali

Refly Harun Ungkap Cerita Anies saat Ditawari PDIP Maju Pilkada DKI Jakarta: Enak Sekali Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pakar hukum tata negara Refly Harun mengungkapkan cerita Anies Baswedan ketika ditawari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.

Refly Harun mengatakan berdasarkan perkataan Anies Baswedan, tidak ada syarat tertentu yang diajukan PDIP untuk mengusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2024, hanya tinggal menyetujui saja.

Baca Juga: Prabowo Berkepentingan Singkirkan Anies dari Gelanggang Politik

"Yang saya dengar dari Anies langsung ya mudah-mudahan saya tidak keliru tidak ada perkataan menjadi kader, bahkan dia mengatakan enak sekali ketika dia tanda tangan untuk dicalonkan ketika didatangi oleh Ahmad Basarah bersama Said Abdullah kalau tidak salah," ungkapnya.

"Jadi datang Ahmad Basarah, Said Abdullah sama sekali tidak ada bicara tentang jadi kader, bicara soal uang, kemudian prinsip harus meritokrasi dan lain sebagainya jadi yang baik bagus-bagus semua," imbuhnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Kamis (19/9).

Sementara sebelumnya, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengungkapkan alasan sebenarnya Anies Baswedan batal diusung PDIP untuk maju di Pilkada DKI Jakarta November mendatang.

Dalam perbincangan bersama Denny Sumargo, Rano Karno tidak menampik Anies merupakan salah satu kandidat yang dikuatkan, bahkan masih menjadi jagoan dibanding Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupakan kader PDIP.

"Tentu survei menjadi pegangan. Ahok juga nggak tersinggung, Anies lebih tinggi dari Ahok," kata Rano Karno saat berbincang bersama Denny Sumargo, dikutip dari YouTube, Selasa (17/9). 

Ia pun membocorkan alasan Anies tidak jadi diusung PDIP, dirinya menyinggung penolakan menjadi kader dengan mengibaratkan suatu pemimpin harus berasal dari daerah yang dipimpinnya.

"Logikanya, kita mau milih RT di kampung sini. Pantesnya RT kampung sini adalah orang yang tinggal di sini. Lo tinggal di RT sebelah, mau jadi RT di kampung sini kan nggak bisa," sebut Rano Karno. 

Denny Sumargo menyimpulkan pasangan Rano Karno harus berasal dari PDIP, namun disanggah dengan mengisyaratkan Anies yang sesungguhnya tidak mau bergabung menjadi kader meski sudah ditawarkan. 

"Bukan nggak bisa. Lo mau nggak jadi RT sini?" tutur Rano Karno.

"Oh, nggak mau," sahut Denny Sumargo yang kemudian dibenarkan oleh Rano Karno. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: