- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Tak Cuma Hilirisasi, Ini Strategi Grup Merdeka Copper (MDKA) Rehabilitasi Lingkungan
Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), Albert Saputro, mengatakan bahwa Grup Merdeka saat ini menjawab beberapa tantangan transformasi yang kompleks. Salah satunya inovasi di 12 tahun perusahaan untuk melakukan rehabilitasi lingkungan.
Grup Merdeka, kata Albert, saat ini bertransformasi ke proyek-proyek masa depan yang menjanjikan untuk melebarkan unit bisnis dan potensi pengelolaan yang signifikan di Indonesia. misalnya adalah Proyek Emas Pani dan Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang diperkirakan segera beroperasi penuh dalam waktu dekat.
Baca Juga: Ketua Fraksi PKS: Palestina Harus Merdeka Dalam Waktu yang Sesingkat-singkatnya!
“Di usianya yang ke-12 tahun Merdeka semakin dewasa dalam menjalankan bisnis pertambangan mineral yang berorientasi pada kepatuhan dan tanggung jawab sosial yang tinggi,” kata Albert, Jumat (20/9/2024).
Selain itu, pihaknya juga berharap agar selalu memberikan kontribusi baik melalui inovasi, maupun kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
“Dari sisi bisnis, di tahun ke-12 Merdeka memiliki fundamental yang semakin kuat, yang dibangun melalui unit-unit usahanya di Indonesia,” ungkapnya.
Menurut Albert, ada beberapa proyek ekspansi yang dijalankan oleh pihaknya. Pertama adalah sebagai wujud dukungan upaya hilirisasi nikel pemerintah, pihaknya membangun fasilitas pengolahan nikel High Pressure Acid Leach (HPAL). Kedua, yakni Proyek Emas Pani di Gorontalo yang bakal menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia yang diproyeksikan akan beroperasi di akhir 2025 nanti.
Baca Juga: Peluang Emas Masa Depan Pertambangan Indonesia
“Terakhir, Proyek Underground Tujuh Bukit di Banyuwangi sudah menyelesaikan tahap studi kelayakan saat ini, sehingga perkembangannya on the track,” tutur dia.
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berdiri pada tahun 2012 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2015. Saat itu, perusahaan tersebut memulai rekam jejak bisnis melalui operasi tambang emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.
Albert juga percaya bahwa kesuksesan jangka panjang tersebut membutuhkan integrase keberlanjutan dalam semua aspek bisnis. Dengan prinsip tersebut, pihaknya berharap dapat terus berkontribsui dalam pembangunan Indonesia dan kemajuan hidup manusia ke depannya.
Baca Juga: Hadir di Mining Indonesia 2024, Wilo Dorong Transformasi Hijau di Industri Pertambangan
Pihaknya mengaku berkomitmen untuk menerapkan Environment, Social, and Governance (ESG) untuk memberikan dampak positif bag seluruh pemangku kepentingannya dengan menjadikan keberlanjutan sebagai dasar operasinya.
Sebagai hasilnya, tutur Albert, Grup Merdeka pada tahun 2023 lalu mendapatkan penghargaan di antaranya predikat rating “A” dari Morgan Stanley Capital International (MSCI/ Lembaga Pemeringkat Global) sebagai perusahaan tambang mineral dengan pengelolaan ESG terbaik di Indonesia.
Pengakuan ini menjadi pengakuan dan pembuktian dari komitmen dan kinerja ESG proporsional yang dibangun Merdeka hingga saat ini.
Adapun jejak inovasi Merdeka mempunyai program rehabilitasi, reklamasi dan upaya dekarbonisasi. Albert menerangkan, Operasi Tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi saat ini menggunakan 100% listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) yang disuplai dari PLTP Kamojang Jawa Barat.
Baca Juga: 10 Tahun Pemerintahan Jokowi, Ketum ISEI Sebut Ketahanan Ekonomi RI Terbaik di Dunia
“Sehingga mampu menggurangi efek Gas Rumah Kaca dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Merdeka juga sudah menggunakan bahan bakar bio-diesel B-35 yang merupakan campuran bahan bakar nabati (BBN) berbasis 35% minyak kelapa sawit, untuk operasional kendaraan dan alat berat,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement