Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teknologi Baru dalam Trading: Tinjauan Global dari Broker Octa

Teknologi Baru dalam Trading: Tinjauan Global dari Broker Octa Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi telah banyak mengubah pasar keuangan dalam beberapa tahun terakhir. Teknologi membuat trading jadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih efisien. Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana teknologi mengubah trading di India dan negara-negara lain di Asia Tenggara.

Kami akan membahas trading algoritmik, AI, blockchain, mata uang kripto, Fintech, aplikasi mobile, teknologi cloud, dan analisis big data dalam trading. Pakar Broker Octa akan menyelami dan mendiskusikan penggunaannya secara global dan khususnya di India. 

1. Trading algoritmik dan kecerdasan buatan

Trading algoritmik adalah cara baru untuk membeli dan menjual saham. Trading algoritmik menggunakan program khusus yang dapat dengan cepat memproses data dalam jumlah besar dan trading lebih cepat dari manusia.

Baca Juga: Dapatkan Cashback Spesial 1,5% dan 0% Biaya Trading Aset Kripto di Aplikasi Investasi Pluang

Di AS, 70% dari semua trade pasar saham dilakukan dengan algoritma. Di London dan Frankfurt, komputer yang melakukan sebagian besar trading. AI (kecerdasan buatan) membantu memprediksi perubahan pasar, karena pembelajaran mesin memungkinkan prakiraan yang lebih baik.

Di kota besar seperti New York dan London, perusahaan-perusahaan menggunakan AI untuk membuat trading jadi lebih baik dan lebih menguntungkan. Di India, makin banyak perusahaan Fintech yang juga menunjukkan ketertarikan pada teknologi ini.

Namun, AI di India belum sepopuler di Barat karena beberapa masalah regulasi dan terbatasnya jumlah orang yang familier dengan teknologi ini. Akan tetapi, situasi di Asia berubah seiring dengan pasar yang secara bertahap membaik dan makin banyaknya orang-orang yang mempelajari cara menggunakan AI.

Sebagai contoh, AI sangat populer di Singapura, Malaysia, dan Indonesia, di mana teknologi baru digunakan dalam sistem keuangan untuk membuat trading lebih cepat. Kar Yong Ang, analis Broker Octa, menyatakan, “Singapura adalah pusat keuangan di kawasan tersebut dan memimpin dalam hal ini. Perusahaan Malaysia menggunakan AI untuk membuat trading jadi lebih baik. Perusahaan Indonesia juga menggunakan algoritma. Namun, teknologinya tidak sebaik di negara-negara Barat. Masalahnya adalah infrastruktur dan regulasi.”

2. Blockchain dan mata uang kripto

Di Amerika dan Eropa, banyak sekali diskusi tentang blockchain dan mata uang kripto. Blockchain adalah cara baru untuk melakukan transfer uang dan kontrak, yang membuat segala sesuatunya menjadi lebih jelas dan lebih aman.

Bank-bank besar seperti JPMorgan Chase dan Goldman Sachs menggunakan blockchain untuk membuat sistem mereka lebih canggih. Mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum saat ini diminati untuk trading dan investasi, dan beberapa negara Eropa, seperti Swiss dan Malta, berencana mengintegrasikannya ke dalam sistem uang mereka.

Baca Juga: CoinEx Perluas Use Case Kripto CET Lewat Beragam Inovasi

Maka, wajar jika negara-negara tersebut dianggap sangat sesuai untuk perusahaan-perusahaan baru yang menggunakan blockchain. India berencana untuk melegitimasi penggunaan mata uang kripto dengan membuat undang-undang khusus untuk penggunaannya di masa depan.

Perusahaan startup India seperti Polygon dan WazirX sangat penting untuk teknologi blockchain dan kripto. Polygon, misalnya, membantu Ethereum tumbuh dan berkembang. Blockchain juga mendapat banyak perhatian di Asia Tenggara.

Singapura, sebagai pusat keuangan yang signifikan, menggunakan blockchain dalam perbankan dan trading. Pemerintah Singapura memiliki beberapa ide segar untuk koin kripto dan berencana menciptakan kondisi yang memungkinkan perusahaan startup kripto untuk tumbuh.

Di negara lain seperti Vietnam dan Filipina, kripto makin populer di kalangan investor. Orang-orang dari kedua negara ini secara aktif membeli koin kripto dan menggunakan platform seperti PDAX di Filipina dan TomoChain di Vietnam.

3. Fintech dan aplikasi mobile 

Di Amerika Serikat dan Eropa, telah terjadi banyak perubahan pada perilaku masyarakat di bidang finansial. Anda sudah bisa trading dan berinvestasi dari ponsel dengan menggunakan aplikasi khusus.

Perusahaan seperti Robinhood dan Revolut membuat pembelian saham dan kripto jadi lebih mudah, dengan antarmuka sederhana dan biaya rendah. Aplikasi ini juga membantu trader dan investor memantau dana mereka dan mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar. 

Seperti yang diperkirakan, teknologi dan aplikasi finansial semacam ini juga dibutuhkan di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Singapura dan Malaysia memimpin dengan cara-cara baru untuk menjaga uang Anda dan trading dari perangkat Anda sendiri.

Singapura memiliki bank digital yang hebat seperti Grab Financial Group dan SeaBank dari SeaGroup. Bank Malaysia telah memberi lisensi perbankan digital kepada Boost Holdings dan RHB Bank, yang menandakan bahwa negara ini terjun ke dunia keuangan digital.

Orang-orang di Indonesia dan Filipina juga menggunakan aplikasi mobile untuk memantau dan mengelola dana pribadi. Perusahaan seperti Gojek dan Grab sedikit lebih maju dalam hal apa yang bisa dilakukan pengguna dengan uang sehingga mereka bisa mendapatkan uang tunai bahkan ketika tidak ada bank di sekitar mereka.

4. Teknologi cloud dan big data

Teknologi cloud merupakan faktor besar dalam perbankan Amerika dan Eropa, bank menggunakannya untuk menyimpan informasi dalam jumlah besar di cloud dan menganalisisnya. Teknologi cloud memungkinkan mereka untuk segera menyesuaikan diri dengan pasar dan merespons perubahan yang terjadi di industri ini.

Big data juga cukup penting karena membantu memahami apa yang sebenarnya terjadi di pasar pada saat tertentu. Big data memungkinkan bank untuk trading dengan lebih baik dan menyediakan layanan pelanggan yang berkualitas.

Amazon Web Services dan Microsoft Azure adalah dua perusahaan terkenal yang memiliki solusi khusus untuk menyimpan informasi di cloud. Bank-bank di India juga makin sering menggunakan solusi semacam ini dari hari ke hari untuk meningkatkan layanan finansial.

Dengan bantuan teknologi ini, perusahaan-perusahaan di India dapat menghemat biaya infrastruktur dan menerapkan tool baru untuk analisis. Penyimpanan cloud dan big data sangat berharga bagi perusahaan yang telah menghasilkan banyak uang di bidang teknologi maupun bagi pendatang baru.

Di Singapura dan Malaysia, bank-bank menggunakan platform cloud untuk data. Bank-bank ini dapat memanfaatkan platform tersebut untuk menyempurnakan proses kerja dan siap menyambut perubahan pasar. Hal yang sama juga berlaku untuk bank-bank di Indonesia dan Filipina. Bank menggunakan teknologi cloud untuk meningkatkan kinerja dan mengambil keputusan yang lebih baik.

Baca Juga: Mengenal Analisis Teknikal untuk Investasi Kripto

Secara keseluruhan, teknologi baru sudah mengubah dunia finansial secara global. Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, sudah wajar jika dikatakan bahwa keuangan adalah tentang teknologi modern, sementara di pasar negara berkembang seperti India dan Asia Tenggara, orang-orang masih membiasakan diri dengan teknologi.

Trading algoritmik dan AI sedang berkembang pesat. Keduanya memperbaiki cara trading sehingga lebih cepat dan lebih akurat. Blockchain dan kripto membuka cara baru untuk trading dan investasi karena produk Fintech modern dan aplikasi mobile menjadikan layanan finansial lebih nyaman bagi pelanggan pada umumnya.

Teknologi cloud dan big data juga membantu perusahaan-perusahaan sehingga dapat beroperasi dengan lebih baik dalam konteks ini, dan negara seperti India dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi finansial secara global.

Menurut Kar Yong Ang, analis Broker Octa, dengan makin banyaknya orang yang tertarik dengan solusi inovatif, dan seiring perbaikan lanskap regulasi, wilayah ini akan terus berkembang dan beradaptasi untuk memenuhi tuntutan pasar finansial saat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: