Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menilai bahwa salah satu pertimbangan utama ketika melakukan kebijakan hilirisasi pada suatu komoditas adalah pangsa pasar.
Menurutnya, untuk hilirisasi komoditas, yang pertama harus menjadi perhatian yakni menciptakan pangsa pasarnya terlebih dahulu.
Baca Juga: Optimalkan Energi Panas Bumi, Prabowo Didorong Hadirkan Insentif untuk Investasi
“Jangan sampai ketika kita melakukan hilirisasi semua komoditas, nggak ada pasar-pasarnya lagi," kata Nailul, di Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Menurut dia, pasar menjadi bagian yang sangat penting untuk menyukseskan kebijakan hilirisasi. Secara otomatis, sambungnya, dengan adanya permintaan maka komoditas tersebut mempunyai nilai tambah yang mampu memberikan pemasukan bagi negara.
Di sisi lain, dalam kebijakan hilirisasi juga harus mengutamakan keberlanjutan bagi lingkungan.Dia memberi contoh komoditas kelapa sawit yang mampu memberikan dampak dari hulu ke hilir. Menurut dia, yang tidak boleh dilupakan dalam hilirisasi kelapa sawit adalah bagaimana produktivitas kelapa sawit tersebut bagi lingkungan.
"Pembakaran lahan dan sebagainya yang akhirnya menimbulkan hilirisasi sawit itu, dia tidak baik bagi lingkungan, bagi masyarakat, dan sebagainya. Jadi kompensasi sebenarnya hilirisasi itu, harus mengedepankan aspek dari sustainability-nya atau aspek dari keberlanjutan," ujarnya.
Baca Juga: Kemenko Perekonomian dan IFC Kerja Sama Dorong Penerbitan Obligasi Daerah
Dia pun menilai bahwa Indonesia sejatinya mempunyai banyak riset terkait dengan komoditas-komoditas mana saja yang siap untuk hilirisasi. Sehingga, pemerintahan yang baru hanya perlu mereplikasi dan mengimplementasikan laporan-laporan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement