- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
NU Kuatkan Sinergi, Kenalkan Santri tentang Kontribusi Sawit untuk Ekonomi
"Minyak kelapa sawit lebih efisien. Untuk menghasilkan satu ton minyak sawit hanya diperlukan 0,3 hektare lahan, sementara minyak kedelai membutuhkan 4 hektare," kata Helmi.
Adanya kampanye hitam terhadap kelapa sawit oleh pihak luar, imbuhnya, membuat pentingnya edukasi mengenai kelapa sawit dirasa sangat penting, khususnya melalui pesantren. Sawit juga harus dikenalkan kepada publik dengan berbagai kegunaannya seperti membuat sabun, bahan baku untuk membatik, helm sawit, hingga rompi anti peluru.
Baca Juga: Kolaborasi Jadi Kunci, Program Biodiesel Butuh Tangan Petani Sawit
Program tersebut pun didukung dan diapresiasi oleh Plt. Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto. Pihaknya mengapresiasi BPDP dalam melawan kampanye negatif tentang kelapa sawit. Dirinya pun menegaskan bahwa santri perlu diberikan pemahaman yang benar mengenai manfaat kelapa sawit.
Heru juga menyoroti peran penting kelapa sawit dalam perekonomian nasional, dengan kontribusi ekspor mencapai Rp400 triliun per tahun.
"Sawit adalah tulang punggung ekonomi kita. PSR harus difokuskan agar tepat sasaran, terutama dengan adanya isu B50 yang meningkatkan kebutuhan pasokan kelapa sawit," jelas Heru.
Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, menegaskan bahwa peran Nahdlatul Ulama, khususnya pesantren, sangat strategis dalam mengelola kelapa sawit untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga: Lawan Kampanye Hitam, BPDPKS Ajak Generasi Muda Melek Sawit
"NU mengurus sawit bukan untuk mencari keuntungan semata, tetapi sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk warga Nahdliyin," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement