- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Indonesia Jadi Net Importir Minyak Sejak 2008, SKK Migas Siap Pacu Eksplorasi untuk Ketahanan Energi
Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara, menegaskan bahwa kegiatan eksplorasi harus terus dipacu untuk mencapai ketahanan energi. Apalagi, sejak tahun 2008 Indonesia telah menjadi negara net importir minyak akibat tingginya tingkat konsumsi dibandingkan produksi migas yang ada di Indonesia.
“Padahal potensi migas yang kita miliki jauh lebih besar dibandingkan negara-negara tetangga,” katanya pada acara Media Briefing SKK Migas dengan tema “Eksplorasi Migas untuk Ketahanan Energi”, di Jakarta, Kamis (31/10).
Baca Juga: Perkuat Sinergi Pengembangan Proyek LNG Abadi, SKK Migas dan Inpex Temui Pemprov Maluku
Lebih lanjut, Benny mengungkapkan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi untuk memacu eksplorasi dan investasi, di antaranya kemudahan berinvestasi, perbaikan fiscal term, dan kepastian hukum.
“Kepastian hukum mutlak diperlukan untuk memperbaiki iklim investasi migas Indonesia, dan menjadi fondasi kuat dari sisi regulasi. Salah satu regulasi paling krusial yang diperlukan yaitu revisi Undang-Undang Migas,” ujar dia.
Meski menghadapi berbagai tantangan, menurut Benny, ada beberapa perbaikan yang sudah dikerjakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dan menggenjot kegiatan eksplorasi.
“Dalam 5 tahun terakhir ini SKK Migas telah melakukan kegiatan eksplorasi yang cukup masif. Hasilnya, beberapa cadangan besar telah berhasil ditemukan, seperti Geng North di Kalimantan Timur dan Layaran-1 di Perairan Aceh,” katanya.
Baca Juga: Makin Marak! Pengeboran Sumur Migas Ilegal Berisiko Besar bagi Negara
Secara invetasi, diungkapkan Benny, tren investasi eksplorasi juga terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Pada 2020, investasi eksplorasi berada pada angka USD 0,5 miliar dan kemudian meningkat menjadi USD 0,9 miliar pada 2023. Angka tersebut ditargetkan meningkat menjadi USD 1,8 miliar pada 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement