Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

EBITDA Bukalapak Minus Rp168 Miliar di Kuartal III/2024, Ini Penyebabnya

EBITDA Bukalapak Minus Rp168 Miliar di Kuartal III/2024, Ini Penyebabnya Kredit Foto: Instagram/ririn.yulianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Secara historis PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kuartal III 2024 merupakan kuartal terlemah dalam setahun, yang disebabkan oleh seasonalitas bisnis baik pada divisi O2O dan juga Marketplace.

Sedangkan pendapatan sembilan bulan pertama di 2024 Rp3,4 triliun, meningkat dua persen secara year of year (YOY). Berdasarkan perhitungan dengan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) membaik menjadi minus Rp68 miliar, dan EBITDA yang disesuaikan tumbuh 55 persen menjadi minus Rp193 miliar dibandingkan dengan periode yang sama di 2023.

Pada kuartal III/2024, EBIDTA yang disesuaikan masih negatif di angka minus Rp168 miliar, tidak sejalan dengan target profitabilitas di 2024. Dalam tiga tahun terakhir pasar telah berubah secara signifikan, begitu pula dengan dinamika persaingan.

Baca Juga: Laba DNET Kuartal III 2024 Melonjak 25 Persen, Laba Per Saham Dasar Ikut Melejit

Biaya operasional telah meningkat melebihi kontribusi pendapatan di berbagai segmen bisnis meskipun terdapat pertumbuhan TPV dan pendapatan di masa lalu. Guna menghadapi tantangan ini, BUKA telah berupaya untuk fokus pada optimalisasi operasional dan menjaga disiplin keuangan.

CEO Bukalapak Willix Halim mengungkapkan BUKA belum berhasil membalikkan tren ini di beberapa bisnis berdasarkan hasil kuartal III/2024, sehingga tidak sejalan dengan strategi jangka panjang perusahaan untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Oleh karena itu, kami melakukan perubahan dalam pendekatan operasional dan segmen bisnis yang akan kami fokuskan ke depannya,” ucapnya, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 4 November 2024.

Prospek beberapa segmen bisnis telah dievaluasi kembali BUKA, dan memutuskan untuk mencapai tujuan strategis restrukturisasi diperlukan. Berdasarkan pertimbangan ini, BUKA memutuskan berfokus pada bisnis inti, yaitu Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan sejumlah layanan di retail.

Akibat dari restrukturisasi adalah pemutusan hubungan kerja di berbagai bisnis yang akan dilaksanakan dalam dua kuartal mendatang. BUKA pun telah melakukan berbagai upaya terbaik.

"Namun kerugian dan tantangan industri yang dialami oleh masing-masing segmen usaha dan/atau anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen BUKA untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu," ujarnya.

Kegiatan operasional BUKA akan berjalan seperti biasa dan tidak ada perubahan kegiatan di segmen bisnis inti. BUKA, ke depan, akan fokus menjalankan dan mengembangkan segmen bisnis intinya dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien untuk memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan dan pemegang saham BUKA.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: