Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fokus Transisi Energi, Kinerja Pertamina Geothermal (PGEO) di Kuartal III 2024

Fokus Transisi Energi, Kinerja Pertamina Geothermal (PGEO) di Kuartal III 2024 Public Exporse PGEO | Kredit Foto: PGEO
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan kinerja apik pada Kuartal III 2024. Hal ini merupakan wujud komitmen pihaknya untuk terus melangkah maju sebagai pionir energi terbarukan di Indonesia.

Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi melaporkan bahwa pihaknya berhasil mencapai kinerja yang stabil sepanjang tiga kuartal pertama 2024. Perusahaan tercatat berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar 0,36% year-on-year (YoY). Hal ini berkat peningkatan produksi melalui optimasi load factor dan perencanaan pemeliharaan yang efektif.

Baca Juga: Laporan Kuartal III, Kamojang Angkat Laba Bersih Pertamina Geothermal (PGEO)

"Dengan karakteristiknya sebagai pembangkit baseload, panas bumi adalah energi terbarukan yang paling sesuai untuk berperan sebagai tulang punggung agenda transisi energi, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, dan memperkuat ketahanan energi," ungkapnya dilansir Kamis (7/11).

PGEO juga telah meraih pendapatan sebesar US$306,02 juta hingga Kuartal III 2024. Capaian ini sedikit mengalami penurunan 0,71% YoY akibat carry over pada kontrak tertentu dan reklasifikasi pendapatan dari kredit karbon.

Julfi menegaskan bahwa pihaknya memiliki ambisi untuk menjadi salah satu pemimpin energi hijau global dengan memanfaatkan kekayaan panas bumi dari Indonesia.

"Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal Indonesia (indigenous resources), yaitu panas bumi,” ujar Julfi.

Hal tersebut coba diwujudkan dengan beragam strategi perusahaan, salah satu fokusnya adalah meningkatkan kapasitas terpasang hingga 1,7 GW pada 2033, yang merupakan hampir sepertiga dari target nasional sebesar 6,1 GW.

PGEO juga terus berupaya untuk mengoptimalkan produksi panas bumi yang kini telah mencapai 3.597,16 GWh di Kuartal III. Capaian ini naik 0,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan produksi ini juga berdampak positif terhadap pendapatan dari operasi utama yang naik menjadi USD 293,21 juta.

Dalam aspek pengembangan, perusahaan telah mempercepat tiga proyek utama: Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), Lumut Balai Unit 2 (55 MW), dan proyek co-generation (45 MW). Proyek Lumut Balai Unit 2 diharapkan selesai pada akhir tahun 2024, sementara proyek lainnya ditargetkan beroperasi pada 2027.

PGEO juga tengah memprioritaskan investasi pada proyek organik tahun ini dan mengadopsi pendekatan opportunistik untuk pertumbuhan anorganik. Walau beberapa akuisisi aset panas bumi ditunda, pihaknya tetap membuka peluang pertumbuhan kapasitas panas bumi di masa depan yang sejalan dengan strategi profitabilitas perusahaan.

Selain itu, komitmen perusahaan dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) juga membuahkan hasil yang positif. Sustainalytics telah memberikan perusahaan nilai yang sangat memuaskan dengan risiko "negligible".  Hal tersebut membuat perusahaan sukses menempati posisi pertama pada sektor industri utilitas dan sub-sektor energi terbarukan sebagai perusahaan dengan tingkat risiko terendah. 

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO): Panas Bumi Kunci Indonesia Mandiri Energi dan Nol Emisi

PGEO bertekad untuk menjadi lokomotif utama dalam transisi energi, memastikan ketersediaan energi terbarukan yang andal, dan membangun masa depan yang lebih hijau di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: