Greenback Terus Menguat, Arah Kebijakan Trump Bikin Perkasa Dolar AS
Dolar Amerika Serikat (AS) alias greenback terus menguat bahkan mencapai level tertinggi dalam satu tahun terakhir di Kamis (14/11). Penguatan ini didorong oleh ekspektasi pasar akan kebijakan proteksionis dari Donald Trump.
Dilansir Jumat (15/11), Berikut ini adalah catatan pegerakan sejumlah mata uang global. Terlihat mayoritas mengalami penurunan akibat adanya penguatan dolar AS:
- Indeks Dolar AS naik 0,17% menjadi 106,64.
- Euro jatuh 0,45% menjadi US$1,05165
- Pound sterling melemah 0,44% menjadi US$1,2651
- Franc Swiss melemah 0,3% menjadi 0,889US$.
Penguatan dolar ini didorong oleh kemenangan Trump. Pakar menilai pasar tengah mengantisipasi kebijakan sosok tersebut yang diperkirakan akan agresif untuk memperkuat ekonomi domestika termasuk tarif perdagangan baru dan pengetatan kebijakan imigrasi.
“Kami tetap optimis terhadap dolar, dan ini sesuai dengan narasi kami,” ujar Analis HSBC, Daragh Maher.
Investor meyakini bahwa kebijakan pro-pertumbuhan, seperti deregulasi dan stimulus fiskal, akan menguntungkan dolar AS. Mereka juga memprediksi sosok tersebut akan bertindak tegas dalam kebijakan perdagangan dan hubungan dengan China.
Penguatan ini juga diperkuat dengan sejumlah data ekonomi yang baru-baru ini rilis. Harga produsen tercatat meningkat pada Oktober. Hal ini menunjukkan adanya tekanan inflasi di AS. Klaim tunjangan pengangguran juga menurun mengindikasikan kekuatan pasar tenaga kerja dari AS.
Ketua The Fed, Jerome Powell baru-baru ini juga menegaskan bahwa tidak ada urgensi untuk menurunkan suku bunga secara cepat, mengingat kondisi ekonomi yang masih kuat.
“Kekuatan ekonomi saat ini memberi kita kemampuan untuk mengambil keputusan dengan hati-hati,” ujar Powell.
Dengan semakin menguatnya dolar, para analis memperkirakan dampak signifikan pada perdagangan global, terutama bagi negara-negara berkembang yang mata uangnya bisa tertekan lebih lanjut.
Baca Juga: Rupiah pada 14 November 2024 Kembali Tergerus Jadi Rp15.854 per Dolar AS
Meski begitu, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dalam menghadapi volatilitas yang mungkin terjadi seiring belum jelasnya kebijakan ekonomi dari Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement