Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenperin Siap Dorong Industri Hilir Lokal untuk Berdaya Saing Global, Ini Strateginya!

Kemenperin Siap Dorong Industri Hilir Lokal untuk Berdaya Saing Global, Ini Strateginya! Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin), Putu Juli Ardika | Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin), Putu Juli Ardika, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini tengah menjalankan beberapa langkah untuk mengembangkan industri hilir agar berorientasi daya saing global ke depannya.

Menurut Putu, ada tiga aspek utama langkah pengembangan yang menjadi fokus dari Kemenperin. Di antaranya kebijakan pengamanan pasokan bahan baku untuk industri dalam negeri, injeksi teknologi produksi minyak sawit mentah, dan pemberian fasilitas untuk investasi baru.

Baca Juga: Kunci untuk Capai Target Ekonomi 8%, Mendag Budi Jelaskan Hilirisasi Industri

“Ke depan, Kemenperin juga akan mengupayakan langkah-langkah strategis lainnya, seperti membentuk konsorsium riset untuk produk hilir yang potensial, memberikan jasa layanan pengembangan teknologi pengolahan biomassa di BBSPJIA Bogor, dan membentuk peraturan ketertelusuran keberlanjutan dalam kerangka ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil),” kata Putu pada Seminar Outlook Industri Sawit Indonesia di Jakarta, pekan lalu.

Pihaknya mengaku optimis jika langkah perbaikan di sektor hilir bakal menarik penuh produktivitas pada backward linkage sektor hulu sampai forward linkage pada konsumen akhir nantinya.

“Selain itu, kami juga berikhtiar bahwa langkah–langkah tersebut akan berkontribusi pada target antara pencapaian Visi Sawit Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Dijelaskan olehnya, visi tersebut yakni pada tahun 2029 Indonesia mampu menghasilkan sebanyak 240 ragam jenis produk hilir dan nilai ekonomi kegiatan usaha kelapa sawit mencapai Rp1.146 triliun yang berasal dari konsumsi dalam negeri dan ekspor.

Baca Juga: Genjot Pertumbuhan Industri Properti, Summarecon Eksplorasi 9 Kota dalam Satu Pameran

Adapun skenario ideal pengembangan industri hilir kelapa sawit tersebut menurutnya membutuhkan dukungan penyediaan bahan baku minyak sawit mentah yang memadai.

Lebih lanjut, dalam analisis dari Kemenperin, ada dua strategi yang dipaparkan untuk mendukung peningkatan produksi minyak sawit mentah. Yakni peningkatan Oil Palm Productivity (OPP) pada produktivitas kebun, dan kedua peningkatan Oil Extraction Rate (OER) melalui injeksi teknologi pengolahan kelapa sawit itu sendiri.

“Salah satu teknologi optimalisasi produksi minyak sawit mentah adalah SPPOT (Steamless-POMELess Palm Oil Technology), untuk menghasilkan minyak sawit mentah yang lebih bernutrisi, lebih efisien energi, lebih rendah emisi karbon, hingga minimal dalam timbulan limbah cair,” jelasnya.

Baca Juga: Keberlanjutan Jadi Kunci, SIG Pimpin Inovasi Hijau di Industri Semen

Putu mengungkapkan jika teknologi SPPOT tersebut memungkinkan pabrik kelapa sawit dibangun modular skala kecil sekitar 5 – 10 ton TBS per jamnya dengan skema operasional milik pabrik oleh petani rakyat secara Build Owned Transfer atau BOT.

Dirinya juga mengklaim jika telah menerapkan teknologi SPPOT pada skema program restrukturasi mesin atau peralatan industri agro. Sehingga, pihak petani rakyat, koperasi, maupun Gapoktan, bisa mengklaim reimbursement hingga 30% dari harga pembelian mesin kepada Kemenperin.

Baca Juga: Aplikasi SIINas Perkuat Daya Saing Industri Lokal

“Melalui fasilitas ini, kami mengharapkan industri pengolahan buah kelapa sawit mengalami perubahan teknologi yang fundamental, yang akan meningkatkan perolehan minyak sawit mentah sebagai bahan baku industri hilir dalam negeri,” tutur Putu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: