- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Energi
Dari Limbah ke Energi: PASPI Ungkap Prospek dan Tantangan Biodiesel Berbasis Minyak Jelantah
Lebih lanjut, proporsi terbesar konsumsi minyak curah atau non-branded sebanyak 70% mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia masih belum aware dan peka terhadap beberapa aspek minyak goreng, khususnya dari sisi kualitas produk.
“Pola kebiasaan masyarakat menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang masih sangat umum dijumpai hingga habis. Dengan demikian, ketersediaan (availability) minyak goreng bekas merupakan salah satu tantangan dalam keberlanjutan pemanfaatan minyak goreng bekas ini,” ungkap tim riset dari PASPI.
Baca Juga: Geopolitik Memanas, Harga Minyak Dunia Meroket dalam Sepekan
Diketahui bahwa nilai CPO jauh lebih murah dibandingkan dengan minyak goreng bekas alias jelantah ini. apabila tujuan pemanfaatan limbah ini semata-mata dilakukan sebagai bahan campuran untuk biodiesel, tutur lembaga kajian tersebut, maka penggunaan minyak jelantah jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga CPO itu sendiri sebagai bahan baku utamanya.
“Selain itu jelantah juga tersedia dalam jumlah yang sedikit,” imbuh PASPI.
Butuh Edukasi Mutlak
Salah satu faktor yang mutlak diperlukan untuk memberikan pemahaman langsung bagi masyarakat tentang penggunaan minyak goreng, utamanya dari segi kesehatan adalah melalui proses edukasi. Tujuannya agar masyarakat tidak menggunakan minyak goreng secara berulang.
Penggunaan minyak goreng secara berulang dan tidak diganti dalam jangka waktu yang lama ini bisa membahayakan kesehatan karena mengandung senyawa berbahaya dan dapat merusak gizi makanan itu sendiri.
Kendala Collecting
Ketika proses edukasi sudah dilaksanakan dan hal tersebut berhasil baik dalam jangka pendek maupun menengah, maka kendala berikutnya yang disorot oleh PASPI adalah proses pengumpulan minyak goreng bekas (collecting) baik dari rumah tangga maupun hotel, bahkan restoran besar.
Oleh sebab itu, PASPI berharap jika kebijakan pemanfaatan jelantah untuk biodiesel atau BBN bakal berdampak pada perubahan pola perilaku konsumsi minyak goreng di Indonesia yang mengutamakan kualitas produk sekaligus mendorong ketersediaan minyak jelantah sebagai produk sisa.
Baca Juga: Gozco Plantations Perkuat Bisnis Sawit Lewat Transaksi Afiliasi Rp370 Miliar
“Dengan demikian, dukungan kebijakan ini bisa menjadi sebuah kebijakan yang sinergis bagi pegembangan biodiesel dari minyak jelantah di masa mendatang,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement