PT PGN LNG Indonesia sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina resmi bergabung dalam pengembangan proyek gasifikasi di Papua Utara. Proyek ini ditujukan untuk memperkuat rantai pasok gas melalui pembangunan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik di wilayah Papua Utara.
Proyek gasifikasi Papua Utara akan mendukung operasional tujuh pembangkit listrik utama dengan total kapasitas 168 MW. Proyek ini juga membutuhkan rata-rata pasokan gas sebesar 20,83 BBTUD selama 20 tahun ke depan.
Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nofrizal menyampaikan bahwa proyek gasifikasi ini adalah wujud nyata untuk merealisasikan target Net Zero Emission 2060. "PGN LNG Indonesia mendapat peluang berkontribusi untuk menyediakan LNG sebagai energi bersih yang memiliki peran penting sebagai energi transisi untuk pengurangan emisi karbon di Indonesia," ujarnya yang dikutip di Jakarta, Jumat (27/12/2024).
Baca Juga: Jelang Nataru, PGN Siagakan Gas Bumi Sebesar 853 BBTUD
Pembangunan infrastruktur LNG akan dilaksanakan oleh Papua Bersama Konsorsium yang terdiri dari PT Pertamina Internasional Shipping, PT PGN LNG Indonesia, PT Enviromate Technology International dan PT APCA Tirta Engineering, yang tergabung dalam Papua Bersama Konsorsium. tersebar di Jayapura, Biak, Manokwari dan Nabire.
Papua Bersama Konsorium adalah sebuah inisiatif yang terbentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sama antara berbagai pihak untuk pembangunan di Papua. Terbentuknya konsorsium ini juga didorong oleh dukungan dari berbagai pihak pemerintah pusat dan daerah, lembaga internasional yang mendorong pembangunan secara inklusif di Papua. Secara keseluruhan, Papua Bersama Konsorsium bertujuan untuk menjadi platform kolaborasi, koordinasi, dan inovasi guna mendorong pembangunan infrasturktur gas yang berkelanjutan.
“PGN LNG Indonesia mendukung dalam upaya meningkatkan keandalan pasokan energi sekaligus ketahanan energi nasional,” kata Nofrizal.
Baca Juga: PGN Pastikan Pasokan Gas bagi 815 Ribu Pelanggan Selama Nataru Aman
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara, menyampaikan bahwa kerja sama strategis ini merupakan langkah penting untuk memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan di Papua Utara. Pasokan gas yang ada juga mampu dioptimalisasi untuk memenuhi kebutuhan gas nasional.
"Proyek ini tidak hanya tentang membangun infrastruktur gas, tetapi juga tentang membangun sinergi kuat antara berbagai pihak untuk menjamin keamanan pasokan energi di wilayah yang strategis ini. Dengan ditandatanganinya JDA hari ini, kami yakin langkah selanjutnya seperti desain, pendanaan, dan konstruksi akan berjalan lebih cepat," ujar Iwan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement