- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Sinyal Pasar Beragam, Wall Street Dibuat Bimbang oleh Ketidakpastian Arah Kebijakan Moneter AS
Bursa Amerika Serikat (Wall Street) mengakhiri dengan bervariasi pada perdagangan di Rabu (8/1). Pasar tengah bimbang menyusul adanya kekhawatiran inflasi dan penahanan kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).
Dilansir Kamis (9/1), berikut ini adalah catatan pergerakan indeks yang tergabung dalam Bursa Amerika Serikat. Hampir semua indeks kompak mengalami kenaikan mesti tak begitu signifikan:
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): Naik 0,25% atau 106,84 poin ke 42.635,20.
- S&P 500 (SPX): Menguat tipis 0,16% atau 9,22 poin ke 5.918,25.
- Nasdaq Composite (IXIC): Melemah 0,06% atau 10,8 poin ke 19.478,88.
Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach mengatakan pasar tengah menantikan kejelasan arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah di AS. Sinyal-sinyal yang telah hadir hanya bisa dijelaskan usai pelantikan dari Donald Trump.
“Ketidakpastian kebijakan yang dirancang membuat analis kesulitan memprediksi jalur suku bunga dan ekonomi,” ujar Jeffrey.
ADP National Employment menunjukkan data terkait hanya mencapai 122.000 di Desember 2024. Capaian ini tercatat lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 140.000. Adapun klaim pengangguran mingguan tercatat 201.000. Capaian ini lebih rendah dari ekspektasi 218.000. Hal ini memberikan sinyal campuran tentang kondisi pasar tenaga kerja.
US Institute for Supply Management (ISM) Services Index juga tercatat mengalami kenaikan dari 52,1 menjadi 54,1. Serupa, job openings rate negara tersebut juga naik dari 4,7% ke 4,8%. Hal ini memunculkan prediksi bahwa pemangkasan suku bunga acuan akan ditunda oleh Federal Reserve (The Fed).
Notulen rapat terbaru bank sentral menyoroti kekhawatiran terhadap risiko inflasi yang meningkat, dengan indikasi bahwa mereka mungkin mendekati titik untuk memperlambat pelonggaran kebijakan moneter.
“Komite mungkin sudah mendekati titik untuk memperlambat pelonggaran kebijakan moneter,” demikian pernyataan risalah dari The Fed.
Baca Juga: BI Tenang Soal Rendahnya Inflasi Tahunan Indonesia, Ini Alasannya!
Meski begitu, sejumlah wacana-wacana kebijakan yang akan diambil pemerintahan selanjutnya juga membuat investor bimbang. Ketidakpastian ini membuat investor menahan diri dan menunggu data-data penunjang lainnya seperti data payroll yang akan segera hadir untuk memprediksi arah kebijakan moneter dari AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement