Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanpa HGBT, 7 Sektor Industri Strategis Terancam Gulung Tikar

Tanpa HGBT, 7 Sektor Industri Strategis Terancam Gulung Tikar Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan menerima banyak keluhan dari pelaku industri terkait mahalnya harga gas bumi. Hal ini terjadi karena pemerintah belum memperpanjang program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) senilai 6 dolar AS per MMBTU yang sebelumnya diterapkan untuk tujuh sektor industri strategis.

"Banyak keluhan yang saya dapati dari industri," ujar Agus di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/1/2025).

Menurut Agus, gas bumi adalah komponen penting bagi sektor industri, baik sebagai bahan baku maupun energi untuk mendukung operasional produksi. Oleh karena itu, ia berharap kebijakan HGBT segera diperbarui agar operasional pabrik tidak terganggu.

Baca Juga: Banyak Keluhan, Menperin Semprot PGN soal Penyaluran HGBT

"Saya kira harus segera berlaku ya, karena pabrik harus berjalan. Jadi gas yang dibutuhkan itu tetap harus ada," tegasnya.

Adapun tujuh sektor yang sebelumnya mendapat manfaat dari kebijakan HGBT adalah industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, gelas kaca, dan sarung tangan karet. Namun, program ini berakhir pada 31 Desember 2024, sehingga pelaku industri saat ini harus membeli gas dengan harga komersial yang jauh lebih mahal.

Dampak terhadap Daya Saing Industri

Ekonom Yusuf Rendy Manilet dari CORE Indonesia menjelaskan bahwa kebijakan HGBT telah membantu industri menekan biaya produksi dan meningkatkan daya saing, terutama dalam menghadapi tantangan pemulihan ekonomi. Ia menyoroti bahwa harga gas industri di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

"Jika kebijakan HGBT tidak diperpanjang, dampak langsungnya adalah kenaikan biaya produksi yang signifikan bagi tujuh sektor industri tersebut. Hal ini berpotensi memicu kenaikan harga produk akhir, menurunkan daya saing industri domestik di pasar global, dan bahkan mengancam keberlangsungan beberapa industri," papar Yusuf.

Baca Juga: Industri Tercekik! Menperin Desak HGBT Segera Berlaku Lagi

Ia juga menilai kebijakan HGBT dapat memberikan dampak positif terhadap aktivitas ekonomi meskipun berpotensi mengurangi penerimaan negara akibat subsidi gas.

"Penurunan penerimaan negara dari memberikan subsidi dapat diimbangi dengan meningkatnya aktivitas perekonomian, terutama dari sektor industri yang terkena dampak positif dari harga gas yang lebih murah," tambahnya.

Lebih lanjut, Yusuf menekankan pentingnya perpanjangan HGBT untuk menjaga efisiensi produksi dan daya saing tujuh sektor strategis tersebut, khususnya di tengah tekanan ekonomi global maupun domestik.

"Apalagi tujuh sektor yang dimaksud adalah industri strategis yang masih perlu dibantu untuk mendorong daya saing mereka," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: