Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangun Proyek Pabrik AirTag di Batam, Benarkah Investasi Apple Capai USD1 Miliar?

Bangun Proyek Pabrik AirTag di Batam, Benarkah Investasi Apple Capai USD1 Miliar? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rencana Apple membangun pabrik untuk memproduksi AirTag di Batam dengan nilai investasi yang disebut mencapai USD1 miliar menjadi sorotan. Namun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa nilai riil investasi tersebut kemungkinan jauh lebih kecil, yakni hanya sekitar USD200 juta.

“Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya USD200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi USD1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Kemenperin, perbedaan angka ini disebabkan oleh metode perhitungan yang digunakan. Apple memasukkan proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku sebagai bagian dari capital expenditure (capex) investasi, sementara Kemenperin menilai capex hanya mencakup pembelian lahan, bangunan, dan mesin atau teknologi produksi.

Baca Juga: Baru Terealisasi Rp16 Triliun, Rosan Bakal Tagih Janji Investasi Apple yang Capai Rp163 Triliun

“Jika nilai investasi Apple sebesar USD1 miliar itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin/teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi USD1 miliar, tentu akan sangat besar sekali,” tambah Febri.

Pabrik AirTag di Batam ini direncanakan mulai beroperasi pada 2026 dan disebut-sebut dapat memasok hingga 60 persen kebutuhan AirTag secara global. Proyek ini juga diproyeksikan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

Baca Juga: Rosan Bawa Update Pembangunan Pabrik Apple di Batam, Begini Progresnya!

Febri menjelaskan bahwa dalam negosiasi pada 7 Januari 2025, pihak Apple mempertanyakan apakah proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku dapat dimasukkan sebagai capex. Namun, tim negosiasi Kemenperin dengan tegas menyatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak termasuk dalam penghitungan capex.

“Pengukuran capex hanya menggunakan tiga variabel, yakni pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi produksi,” tegas Febri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: