Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Tegang, Harga Emas Terkerek Ketidakpastian dari Trump

Investor Tegang, Harga Emas Terkerek Ketidakpastian dari Trump Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga emas dunia mengalami lonjakan signifikan pada penutupan perdagangan di Kamis (30/1). Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran investor terkait kebijakan tarif impor yang akan diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Dilansir dari CNBC International, Jumat (31/1), harga emas spot naik 0,7% ke US$2.776,79 per ons. Sementara emas berjangka AS mengalami kenaikan 0,8%, ke US$2.791,70 per ons.

Baca Juga: Bahlil Heran Trump Mundur dari Paris Agreement: Dia yang Mulai, Dia yang Akhiri!

Analis StoneX, Rhona O’Connell mengatakan bahwa pasar tengah mengantisipasi penerapan kebijakan tarif impor baru yang akan diterapkan oleh Trump di 1 Februari 2025. 

Komoditas emas dinilai memiliki kemungkinan yang kecil untuk terkena efek kebijakan tarif. Selain itu, pasar sepertinya tak mau mengambil resiko dan memiliki memindahkan beberapa aset mereka untuk masuk pasar emas mengingat komoditas tersebut yang bersifat sebagai aset lindung nilai.

Trump sendiri belum memberikan kepastian terkait dengan komoditas apa saja yang akan terkena tarif impor. Sejauh ini, sosok presiden yang baru dilantik tersebut hanya mengumumkan bahwa dirinya akan mengenakan tarif baru untuk Meksiko dan Kanada.

Meskipun begitu, pasar memiliki kekhawatiran bahwa tarif baru ini akan bersifat universal, bahkan menyasar negara besar seperti China. Hal tersebut berpotensi meningkatkan volatilitas pasar yang memicu ketidakpastian ekonomi lebih lanjut.

Adapun sebelumnya, suku bunga tinggi dipertahankan oleh The Federal Reserve (The Fed). Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Baca Juga: Belum Sebulan Menjabat, Donald Trump Hadirkan Program 'Resign Dibayar' untuk PNS

Investor kini menunggu laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) AS. Data tersebut akan menjadi indikator utama arah kebijakan moneter dari The Fed.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: