Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

The Fed Ambil Keputusan, Gelombang Kebijakan Moneter Tahan Pergerakan Dolar AS

The Fed Ambil Keputusan, Gelombang Kebijakan Moneter Tahan Pergerakan Dolar AS Kredit Foto: Unsplash/Viascheslav Bublyk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) cenderung bergerak stagnan dalam perdagangan di Kamis (30/1). Mata uang global ini hampir tak bergerakan menyusul dinamika global hingga data perekonomian terbaru dari AS.

Dilansir dari CNBC International, Jumat (31/1), Indeks Dolar (DXY) hampir tidak berubah dalam kisaran level 107,97. Meski sebelumnya telah mencatatkan penguatan signifikan, mata uang ini terkena efek dinamika ekonomi global.

Baca Juga: Menteri Keuangan dan Bos BI Bahas Soal Penerbitan SBN dan Operasi Moneter di 2025, Ini Hasilnya

Pasar bereaksi terhadap data pertumbuhan ekonomi yang tak memenuhi ekspektasi di kuartal IV 2024. Data tersebut tercatat hanya mencapai 2,3%. Capaian ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 3,1%.

Federal Reserve (The Fed) juga turut menjadi perhatian setelah memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,5%. Meski suku bunga tetap berada dalam level tinggi, pasar tampaknya mengawasi dinamika ekonomi lanjutan menyusul adanya rencana implementasi kebijakan tarif baru dari Donald Trump.

Adapun dinamika perekonomian global juga turut menjadi perhatian. Bank Sentral Eropa (ECB) baru-baru ini memangkas suku bunga 25 basis poin ke 2,75%. ECB juga membuka peluang pemangkasan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Serupa, Bank Sentral Kanada dan Swedia memangkas suku bunga masing-masing 25 basis poin, tetapi belum memberikan kepastian tentang pemangkasan lebih lanjut.

Sementara Bank of Japan (BoJ) menegaskan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut, seperti yang disampaikan oleh Deputi Gubernur Ryozo Himino. 

Baca Juga: Sri Mulyani Pamer, Rupiah Lebih Baik Dibanding Mata Uang Korea Hingga Jepang

Adapun Brasil memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 1% menjadi 13,25%. Hal ini guna menarik investor yang mencari imbal hasil tinggi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: