Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Logam Mulia Membara, Harga Emas Tertekan Ekspektasi Penahanan Suku Bunga di AS

Logam Mulia Membara, Harga Emas Tertekan Ekspektasi Penahanan Suku Bunga di AS Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia kompak mengalami koreksi menyusul harga emas yang tertekan dalam perdagangan di Rabu (19/2). Pasar menyoroti arah kebijakan suku bunga menyusul kebijakan tarif impor di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Kamis (20/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama dunia. Semua komoditas terkait mengalami koreksi yang signifikan:

  • Emas spot: Turun 0,2% menjadi US$2.928,49 per ons.
  • Kontrak berjangka emas AS: Ditutup melemah 0,4% ke US$2.936,10 per ons.
  • Perak spot: Turun 0,4% menjadi US$32,74 per ons.
  • Platinum: Melemah 1,7% menjadi US$970,45 per ons.
  • Paladium: Anjlok 1,6% menjadi US$971,47 per ons.

Analis Sprott Asset Management, Paul Wong menyebutkan bahwa pasar masih dipengaruhi oleh berbagai sentimen yang muncul akibat kebijakan tarif dari Donald Trump.

Baru-baru ini, kebijakan tarif memicu suku bunga akan dipertahankan lebih lama untuk Federal Reserve (The Fed). Hal tersebut menyusul risalah pertemuan bank sentral untuk Januari 2025.

Risalah menyebutkan bahwa bank sentral tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat jika inflasi masih jauh dalam capaian target akibat gejolak yang timbul menyusuk penerapan kebijakan tarif oleh Trump.

Pasar kini memiliki ekspektasi yang kuat bahwa kebijakan suku bunga hanya akan dipangkas hingga dua kali. Pemangkasan ini kemungkinan terjadi menjelang akhir tahun seperti di September 2025.

Meski demikian, kebijakan tarif juga bisa menjadi katalis untuk kenaikan emas. Hal ini menyusul gejolak yang ditimbulkan, bisa menekan dolar dan membuat harga emas semakin terjangkau untuk investor luar AS.

Ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif juga memberikan lonjakan permintaan terhadap aset lindung nilai atau safe-have seperti emas. Lonjakan ini diperkirakan akan terus meningkat menyusul penegasan terbaru dari Trump.

Trump baru-baru ini mengumumkan niatnya untuk memberlakukan tarif impor mobil, semikonduktor dan farmasi hingga 25%. Langkah ini mengikuti kebijakan tarif sebelumnya yang mencakup bea masuk 10% untuk barang impor dari China serta tarif 25% untuk baja dan aluminium pada awal bulan ini.

Baca Juga: Pengaruhi Suku Bunga, Respons The Fed Soal Kebijakan Tarif Impor Trump

"Pasar berada dalam kondisi ketidakpastian yang tidak biasa. Pemicu utamanya adalah tarif dan perundingan perdagangan yang tengah berlangsung," kata Paul Wong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: