- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Manajamen Smartfren Bocorkan Kabar Terbaru Rencana Merger dengan XL Axiata (EXCL)

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menyampaikan kabar terbaru mengenai rencana merger Perseroan dengan PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Sekretaris Perusahaan FREN, James Wewengkang, menyatakan bahwa Perseroan dan EXCL saat ini masih dalam proses diskusi dengan kreditur untuk memperoleh persetujuan sehubungan dengan rencana penggabungan usaha.
Ia menyebut, hingga kini FREN belum menerima keberatan dari kreditur terkait rencana merger. Berbeda dengan EXCL, yang sempat menerima surat keberatan dari salah satu vendornya. Namun, James mengungkap bahwa hal itu sedang dalam proses diskusi.
Baca Juga: Manajemen Ungkap Rasio Pertukaran Merger Smartfren dan XL, Ternyata Segini Pembagiannya
"Apabila terdapat keberatan dari kreditur, maka masing-masing akan berdiskusi dengan kreditur terkait untuk dapat mencapai kesepakatan dan mendapatkan persetujuan dari kreditur tersebut terhadap rencana penggabungan usaha sesegera mungkin," ungkap James, dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (31/1).
Lebih lanjut, James menjelaskan situasi terkini soal rencana merger Perseroan, dan EXCL. Ia menyebut, kedua pihak telah menyampaikan surat permohonan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) atas perubahan pemegang saham EXCL sebagai akibat merger. Saat ini, FREN dan EXCL pun masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan prinsip Komdigi terhadap rencana merger.
Baca Juga: Tengok! Ini Bocoran Nama Direksi XLSmart Perusahaan Hasil Merger XL Axiata-Smartfren
Adapun soal persetujuan dari Bank Negara Malaysia, Axiata Investments juga masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan pembelian kembali saham.
"Perseroan akan memastikan kesiapan (baik secara finansial maupun legal) atas dana untuk pembelian kembali saham dari pemegang saham yang tidak menyetujui rencana merger sebelum dapat memperoleh persetujuan prinsip dari Bursa," ujar James.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement