Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahlil Tegaskan Pemerintah Belum Beri Izin Ekspor Freeport

Bahlil Tegaskan Pemerintah Belum Beri Izin Ekspor Freeport Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah belum memberikan izin kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk melanjutkan ekspor konsentrat tembaga.

”Nah, kami lagi mempelajari. Sampai dengan hari ini, belum ada keputusan untuk memberikan izin ekspor,” ujar Bahlil dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024 di Jakarta, Senin (3/2/2025).

Freeport sebelumnya telah mengajukan permohonan relaksasi izin ekspor akibat kondisi kahar yang menimpa smelter barunya di Gresik.

Baca Juga: Sebanyak 1,7 Juta Ton Konsentrat Tembaga Terbengkalai, Freeport Minta Pemerintah Longgarkan Ekspor

Sebagai informasi, smelter baru Freeport yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 23 September 2024 mengalami kebakaran pada 14 Oktober 2024. Insiden tersebut menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen teknis, sehingga produksi terhenti.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan bahwa pengajuan izin ekspor ini bukan karena alasan relaksasi, melainkan akibat kondisi kahar yang terjadi pada smelter. Izin ekspor Freeport sendiri telah habis sejak 31 Desember 2024.

"(Ini) keadaan kahar, bukan karena relaksasi," kata Tony, Jumat (31/1/2025).

Baca Juga: Bawa Update Ekspor Freeport, Bahlil Tegaskan Keputusan Akhir Ada di Tangan Prabowo

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi, mengungkapkan bahwa hingga kini smelter Freeport di Gresik masih belum bisa beroperasi. Berdasarkan laporan yang diterima, pemulihan smelter diperkirakan masih membutuhkan waktu enam bulan.

"Katanya masih enam bulan lagi ya, pokoknya selesai awal ramp-up. Pokoknya semester 1 selesai," ujar Elen saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (3/1/2025).

Elen juga menambahkan bahwa setelah smelter selesai diperbaiki, operasionalnya tidak akan langsung berjalan maksimal. Pada tahap awal, kapasitas produksi smelter baru diperkirakan hanya mencapai 40% dari kapasitas maksimal 1,7 juta ton per tahun.

"Juli (ramp up) 40% dari kapasitas smelter baru," tutup Elen.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: