
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) mengalami penguatan tipis dalam perdagangan di Kamis (6/2). Pasar menyoroti dinamika global khususnya terkait dengan ancaman perang dagang gegara saling lempar tarif oleh China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNBC International, Jumat (7/2), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama dunia lainnya tercatat naik tipis ke 107,69. Meski begitu, dolar masih jauh dari puncaknya di 110,17 di 13 Januari 2025.
Baca Juga: Efek Tarif Trump, Eropa Khawatir Pasarnya Dibanjiri Barang China
Pasar menyoroti belum adanya negosiasi terkait dengan kebijakan tarif yang masing-masing diterapkan oleh Chian dan AS. Investor khawatir hal tersebut berlanjut untuk jangka panjang dan menyebabkan gejolak inflasi hingga pergeseran pasar global.
AS di sisi lain menjadi sorotan utama jelang rilis data tenaga kerja negara tersebut. Data tersebut diharapkan akan menjadi gambaran atau sinyal arah kebijakan moneter yang akan diambil oleh Federal Reserve (The Fed).
Sejauh ini, pasar memiliki ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan di Juli 2025. Adapun total satu tahun ini, pemangkasan diprediksi akan dilakukan hingga memotong 46 basis poin.
Dari Eropa, Bank of England (BoE) menjadi sorotan setelah memutuskan untuk memangkas suku bunga ke 4,5%. Meski sesuai ekspektasi pasar, bank sentral memberikan peringatan terkait dengan gejolak inflasi hingga perlambatan ekonomi dari Inggris.
Beberapa pejabat bank sentral terkait bahkan mendesak pemangkasan suku bunga yang lebih besar. Hal tersebut memberikan sinyal pemotongan lanjutan dan membuat pasar kini memperkirakan bahwa suku bunga selama tahun ini akan dipangkas hingga 67 basis poin.
Dari Asia, Bank of Japan (BoJ) turut memberikan sinyal serupa bahwa pihaknya tengah mengantisipasi ancaman gejolak ekonomi global akibat perang kebijakan tarif.
Baca Juga: Ajinomoto Tawarkan Beasiswa Penuh S2 ke Jepang, Ini Syaratnya!
Anggota Dewan Kebijakan BoJ, Naoki Tamura, menyatakan bahwa suku bunga harus naik setidaknya ke 1% pada paruh kedua tahun fiskal 2025. Sebelumnya, bank sentral telah menaikkan suku bunga hingga 0,5% di Januari 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement