Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Kembali Soroti Ulah Trump, Harga Minyak Global Terancam Kembali Meradang

Pasar Kembali Soroti Ulah Trump, Harga Minyak Global Terancam Kembali Meradang Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak mentah dunia mencatatkan kenaikan dalam penutupan perdagangan pekan lalu di Jumat (7/2). Investor menyoroti ancaman terbaru hingga manuver-manuver yang dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Dilansir dari CNBC International, Senin (10/2), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,55% menjadi US$71 per barel, di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak mentah Brent, naik 0,5% mencapai US$74,66 per barel di London ICE Futures Exchange.

Baca Juga: Menteri Bahlil Yakin Pertamina Mampu Naikkan Produksi Minyak

Kepala Riset Komoditas Societe Generale, Michael Haigh mengatakan pasar tengah sensitif terhadap segala manuver geopolitik, khususnya terkait dengan perdagangan yang dilakukan oleh AS. 

Baru-baru ini, pasar mendapatkan angin segar yang berhasil mengerek harga minyak untuk sedikit puluh dari keterpurukannya selama sepekan dengan kehadiran sinyal sanksi total untuk Iran. 

Sanksi tersebut tak hanya akan memangkas ekspor minyak negara tersebut namun juga mengurangi pasokan minyak saat minimnya permintaan akan komoditas tersebut secara global.

Meski demikian, angin segara tersebut tidak bertahan lama menyusul ancaman perang dagang yang semakin meluas akibat penerapan kebijakan tarif oleh Trump.

Trump menyebut bahwa ia akan menerapkan kebijakan ini terhadap sejumlah negara agar pihaknya mendapatkan keuntungan yang setimpal dengan negara yang mengimpor barang-barang mereka ke AS. 

“Saya akan mengumumkan minggu depan mengenai kebijakan tarif, sehingga kita diperlakukan setara dengan negara lain,” kata Trump.

Baca Juga: Sembari Awasi Trump, Bursa Asia Nantikan Perbaikan Ekonomi China

Hal ini kembali memicu kekhawatiran pasar, apalagi belum ada kejelasan terkait negara mana saja yang akan terkena kebijakan tarif pekan ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: