Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investor Bursa Asia Kembali Dilanda Euforia AI

Investor Bursa Asia Kembali Dilanda Euforia AI Kredit Foto: Cloudera
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia kembali bergejolak dengan mayoritas indeks mencatatkan penguatan dalam perdagangan di Rabu (26/2). Pasar dipenuhi optimisme terhadap sektor teknologi menyusul perkembangan terkait dengan Akal Imitasi (AI).

Dilansir dari CNBC International, Kamis (27/2), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dalam Bursa Asia. Beberapa indeks berhasil membukukan penguatan yang tinggi:

  • Hang Seng (Hong Kong): Melonjak 3,27% ke 23.787,93.
  • CSI 300 (China): Naik 0,87% ke 3.959,94.
  • Shanghai Composite (China): Naik 1,02% ke 3.380,21.
  • Nikkei 225 (Jepang): Turun 0,25% ke 38.142,37.
  • Topix (Jepang): Melemah 0,30% menjadi 2.716,40.
  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,41% ke 2.641,09.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Menguat 0,26% ke 771,41.
  • Strait Times (Singapura): Melemah 0,2% ke 3,908.05.

Dari Asia, Hongkong mendapatkan sorotan pasar usai adanya rencana pemerintahan setempat untuk untuk mengembangkan diri sebagai pusat kecerdasan buatan (AI). Hong Kong mengumumkan pihaknya siap untuk mengalokasikan HK$1 miliar untuk penelitian dan pengembangan dari AI.

Pengumuman tersebut langsung disambut baik oleh pasar dengan berlomba-lomba masuk ke dalam sektor teknologi. Hal ini terlihat dari kenaikan pesar sejumlah emiten terkait seperti JD.com, Xpeng, Alibaba hingga Meituan.

Sementara China mendapatkan perhatian pasar menyusul sinyal komitmen pemerintah untuk memperbaiki atau memulihkan iklim bisnis menyusul perlambatan ekonomi dari Negeri Tirai Bambu.

Kongres Rakyat China baru-baru ini berakhir dengan komitmen bersama untuk memperkuat ekonomi swasta, meningkatkan kepercayaan bisnis, serta menstabilkan kondisi pasar dari China.

Dari Global, Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan menyusul penerapan kebijakan tarif 25% yang akan segera diimplementasikan terhadap Meksiko dan Kanada. Baru-baru ini, terdapat rencana kebijakan serupa terhadap tembaga usai negara tersebut menerapkan tarif 25% ke baja dan aluminium.

Baca Juga: Gandeng Sekutu, Trump Dikabarkan Bakal Perketat Ekspor Chip Semikonduktor ke China

AS juga mendapatkan perhatian menyusul data perkonomian terbaru yang terus mengecewakan pasar. Penurunan indeks kepercayaan konsumen hingga adanya penurunan daya beli konsumen menimbulkan kekhawatiran bahwa tengah terjadi perlambanta ekonomi dari Negeri Paman Sam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: