- Home
- /
- Government
- /
- Government
Dari Nikel ke Rumput Laut! Bos Danantara Ungkap Sektor Hilirisasi Prioritas

CEO Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa pihaknya akan memprioritaskan lima proyek hilirisasi sebagai bagian dari strategi investasi ke depan. Hal ini disampaikan dalam diskusi bertajuk Strategi Investasi Danantara: Prinsip, Peluang, Risiko bersama mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.
“Hilirisasi menjadi fokus utama. Kita sudah melihat hasil nyata di sektor nikel. Pada 2016, ekspor nikel kita hanya senilai US$3,3 miliar. Namun, setelah dilakukan hilirisasi, pada 2024 nilainya melonjak 10 kali lipat menjadi US$30 miliar,” ujar Rosan, mengutip akun instagram @rosanroeslani, Sabtu (8/3/2025).
Selain nikel, Rosan menyebutkan sektor kelapa sawit sebagai contoh hilirisasi yang sudah berjalan. Ke depan, Danantara mempertimbangkan investasi di sektor lain seperti rumput laut atau seaweed. Dari 28 sektor hilirisasi yang teridentifikasi, Danantara akan memprioritaskan empat hingga lima sektor utama.
Baca Juga: Danantara Bakal Biayai Kilang Minyak 500 ribu di Sumatera
Rosan menegaskan bahwa investasi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar Danantara mempertimbangkan aspek kehati-hatian serta dampak jangka panjang bagi perekonomian. Untuk itu, komite investasi Danantara akan fokus pada sektor unggulan yang dapat memberikan dampak luas.
“Harapannya, investasi yang kami lakukan bisa memberikan dampak nyata, mulai dari penciptaan lapangan kerja, pengurangan impor, peningkatan ekspor, hingga memperkuat daya saing nasional,” tambah Rosan.
Baca Juga: Semua BUMN Masuk BPI Danantara Akhir Maret
Pemerintah sendiri terus mempercepat hilirisasi industri nasional guna meningkatkan ketahanan energi, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam pertemuan di Istana Merdeka pada 3 Maret 2025, Presiden Prabowo menyepakati 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar.
Ketua Satga Hilirisaasi sekligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebutkan proyek ini mencakup sektor minyak dan gas, pertambangan, pertanian, hingga kelautan.
“Kami telah memutuskan tahap pertama hilirisasi dengan target investasi sekitar US$618 miliar. Untuk tahun 2025 sendiri, tahap pertama mencakup 21 proyek dengan total investasi kurang lebih US$40 miliar. Kami juga telah membahas secara detail proyek-proyek yang akan dijalankan,” ujar Bahlil dalam konferensi pers usai pertemuan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement