Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tutup Kekhawatiran Soal Tarif, Investor Bursa Eropa Sambut Baik Menguatnya Potensi Damai Rusia-Ukraina

Tutup Kekhawatiran Soal Tarif, Investor Bursa Eropa Sambut Baik Menguatnya Potensi Damai Rusia-Ukraina Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa terpantau berhasil kembali bangkit dalam perdagangan di Rabu (12/3). Pasar dipenuhi  optimisme menyusul sedikit redanya ketegangan geopolitik serta data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat.

Dilansir dari Reuters, Kamis (13/3), Indeks Stoxx 600 naik 0,81% menjadi 541,25. Capaian tersebut mengakhiri penurunan terpanjangnya sejak Desember 2024.

Baca Juga: Raksasa Baterai Mobil Listrik Eropa Bangkrut, Harapan Saingi China Pupus

Analis Senior City Index, Fiona Cincotta mengatakan bahwa sentimen pasar zona euro dipenuhi optimisme menyusul perkembangan konflik dari Rusia-Ukraina.

Amerika Serikat baru-baru ini sepakat untuk melanjutkan bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Ukraina. Hal tersebut juga dibarengi dengan penemiraan  proposal gencatan senjata dari Rusia dan Ukraina.

Gencatan senjata tersebut sangat dinantikan oleh pasar menyusul potensi terjadinya kesepakatan damai yang dapat berujung terhadap perbaikan ekonomi dari Eropa.

"Jika gencatan senjata dan kesepakatan damai terjadi, itu dapat menurunkan biaya energi di Eropa," kata Fiona Cincotta.

Amerika Serikat juga memberikan angin segar lainnya dengan laporan inflasi mereka yang lebih dingin dari perkiraan investor. Hal tersebut memberi ruang terhadap kebijakan suku bunga yang lebih fleksibel dari bagi Federal Reserve (The Fed).

Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) secara bulanan naik 0,2% di Februari 2025. Angka tersebut lebih rendah dari capaian 0,5% di Januari 2025.

Sementara secara tahunan, data tersebut tercatat naik hingga 2,8%. Angka tersebut sedikit melenceng dari proyeksi pasar yang memperkirakan inflasi mencapai 2,9%.

Adapun angka inflasi inti yang mengecualikan komponen makanan dan energi yang cenderung naik secara bulanan menjadi 0,2% di Februari 2025. Secara tahunan, data inti meningkat 3,1% (YoY) di Februari 2025.

The Fed kini diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%-4,50%. Meski begitu, pasar tetap yakin bahwa pemangkasan suku bunga akan dimulai di Juni 2025.

"The Fed memiliki lebih banyak fleksibilitas untuk mendukung ekonomi dengan pemangkasan suku bunga jika diperlukan," ungkap Fiona Cincotta.

Meski demikian, ketegangan soal kebijakan tarif akan terus menghantui pasar dari Eropa. Trump baru-baru ini mengancam akan menerapkan tarif balasan terhadap Uni Eropa.

Hal ini menyusul ancaman balasan zona euro menyusul implementasi kebijakan tarif  terhadap baja dan aluminium sebesar 25% dan bersifat tanpa pengecualian. Uni Eropa sendiri mengatakan balasannya akan berlaku bulan depan.

"Namun, kenaikan pasar masih dibatasi oleh kekhawatiran perang dagang dan resesi," tutur Fiona Cincotta.

Investor juga turut mencermati perkembangan politik regional. Pasar menyoroti jatuhnya pemerintahan minoritas sayap kanan di Portugal.

Baca Juga: Pasar Mobil Eropa Lesu, Renault Terpaksa Lakukan PHK

Di sisi lain, pasar juga menyoroti potensi reformasi ekonomi yang dapat memengaruhi kebijakan fiskal yang dapat datang tergantung hasil pemungutan suara di Jerman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: