Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wall Street Bergejolak, Investor Menanti Kejelasan Kebijakan Tarif Trump

Wall Street Bergejolak, Investor Menanti Kejelasan Kebijakan Tarif Trump Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Amerika Serikat (Wall Stree) berakhir menguat dalam perdagangan di Selasa (25/3). Pasar tengah menyoroti sinyak pendekatan perdagangan yang lebih fleksibel dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Dilansir dari Reuters, Rabu (26/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Wall Street. Semua indeks kompak membukukan penguatan:

  • S&P 500 (SPX): Naik 0,16% menjadi 5.776,65.
  • Nasdaq (IXIC): Menguat 0,46% ke 18.271,86.
  • Dow Jones Industrial Average (DJIA): Naik 0,01% ke 42.587,50.

Ahli Strategi Investasi Baird, Ross Mayfield mengatakan bahwa pasar tengah  bertaruh pada kemungkinan pendekatan perdagangan yang lebih fleksibel soal tarif dari Trump.

Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa tarif otomotif akan segera diberlakukan, namun tidak semua tarif yang diusulkan akan diterapkan pada pengumuman 2 April 2025.

"Saya tidak berharap kita akan mendapatkan kejelasan yang diharapkan pasar, tetapi investor sangat membutuhkan kepastian dalam hal ini," kata Mayfield.

Kekhawatiran bahwa tarif dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi masih membayangi pasar. Hal ini diperparah oleh sejumlah faktor seperti data perekonomian terbaru dari AS.

Indeks kepercayaan konsumen tercatat turun ke 92,9 di Maret 2025. Capaian tersebut merupakan mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang meningkat di AS.

Adapun Gubernur Federal Reserve (The Fed), Adriana Kugler mengatakan bahwa kebijakan suku bunga tetap restriktif, tetapi progres dalam mengembalikan inflasi ke target 2% masih lambat.

Sementara Presiden The Fed New York, John Williams menyatakan bahwa rumah tangga dan perusahaan tengah dihadapkan kepada ketidakpastian tinggi terkait prospek ekonomi mendatang dari AS.

Baca Juga: Grup Chat Elite Trump Tak Sengaja Bocorkan Rencana Serangan Amerika Serikat ke Yaman

Adapun Moody’s memperingatkan soal kekuatan fiskal dari AS. Perusahaan memprediksi bahwa fiskal negara tersebut akan terus menurun dalam beberapa tahun mendatang akibat defisit anggaran yang semakin melebar dan utang yang semakin sulit dikelola.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: