Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resesi hingga Banjir Produk China, Tarif Trump Ancam Ekonomi Asia Tenggara

Resesi hingga Banjir Produk China, Tarif Trump Ancam Ekonomi Asia Tenggara Kredit Foto: Antara/Rizal Hanafi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tarif Amerika Serikat (AS) terus menjadi sorotan, hal ini tak hanya memicu ketegangan dalam perdagangan global namun juga berpotensi memicu resesi mengingat masih rapuhnya ekonomi usai dilanda Covid 19.

Ekonom Senior Nomura Research Institute, Takahide Kiuchi menyoroti bagaimana aturan tarif tersebut dapat  memperlambat pemulihan ekonomi global yang masih rapuh setelah lonjakan inflasi pascapandemi.

Baca Juga: AS Kenakan Tarif Balasan, Trump Klaim Investasi Triliunan Dolar Mengalir dari Apple Hingga Honda

Dengan utang global yang mencapai rekor tertinggi serta meningkatnya ketegangan geopolitik, kebijakan ini bisa menjadi titik balik bagi sistem perdagangan bebas internasional yang selama ini bergantung pada kepemimpinan ekonomi dari AS.

“Tarif Trump berisiko menghancurkan tatanan perdagangan bebas global yang selama ini justru dipelopori oleh AS,” kata Takahide Kiuchi, dilansir dari Reuters, Kamis (3/4).

Namun dalam waktu dekat, dampak paling langsung dari kebijakan ini adalah kenaikan harga barang, yang akan menekan daya beli konsumen serta menghambat aktivitas bisnis di berbagai negara termasuk Asia.

Pengenaan tarif yang tinggi ini juga dapat memicu perang dagang yang lebih luas, yang berpotensi menghantam negara-negara produsen besar seperti China.

Dampak dari hal tersebut juga dapat meluas karena negara produsen kini harus mencari pasar baru. Asia Tenggara salah satunya menjadi sorotan karena tak hanya mendapatkan tarif yang tinggi namun juga dapat menjadi korban pencarian pasar baru dari negara produsen seperti China.

Di sisi lain, tarif juga berisiko mendorong resesi di AS. Jika hal itu terjadi, dampaknya akan meluas ke negara berkembang yang ekonominya sangat bergantung pada perdagangan dengan AS.

Sebelumnya, Donald Trump telah menetapkan tarif dasar sebesar 10% untuk seluruh impor, dengan tarif lebih tinggi untuk negara-negara tertentu, seperti China (34%), Uni Eropa (20%) dan Indonesia (32%).

Baca Juga: List Tarif Trump, Negara Ini Kena Aturan Bea Masuk hingga 50%!

Trump mengatakan bahwa kebijakan tarif ini masih dalam batas wajar. Selain itu, ia berdalih bahwa tarif ini bertujuan untuk mengembalikan kapasitas manufaktur strategis ke AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: