Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meroket atau Anjlok Signifikan, Harga Emas dalam Fase Genting Menyusul Perang Dagang

Meroket atau Anjlok Signifikan, Harga Emas dalam Fase Genting Menyusul Perang Dagang Kredit Foto: EmasKu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga logam mulia bergejolak mengikuti votalitas harga emas yang terjadi dalam perdagangan di Selasa (8/4). Pasar menyoroti naiknya ketegangan perang dagang dari China-Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Rabu (9/4), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas utama dari logam mulia global. Emas menguat menyusul naiknya permintaan aset lindung nilai.

  • Emas spot: Naik 0,1% ke US$2.984,16 per ons.
  • Emas berjangka AS: Naik 0,5% ke US$2.990,20 per ons.
  • Perak spot: Turun 0,8% ke US$29,86 per ons.
  • Platinum: Naik 0,2% ke US$914,83 per ons.
  • Palladium: Turun 1,3% ke US$906,75 per ons.

Analis Senior FXTM, Lukman Otunuga mengatakan bahwa harga emas sedikit menguat menyusul memanasnya ketegangan dagang dari China-AS.

Ketegangan memuncak setelah adanya langkah terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump baru-baru ini menegaskan tarif 104% terhadap China. Hal ini karena merekatak mencabut tarif balasan mereka.

Menanasnya hubungan kedua negara memicu kekhawatiran akan resesi global dan mendorong investor untuk beralih ke aset safe-haven seperti emas, yang telah naik 15% sejak awal tahun.

Di sisi lain, pasar juga menantikan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Investor yakin bahwa suku bunga akan dipangkas di Mei 2025. 

Emas cenderung berkinerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang untuk memegang logam mulia tanpa imbal hasil menjadi lebih kecil.

“Meskipun emas telah melemah dalam tiga sesi terakhir, sentimen tetap bullish karena ketegangan dagang dan kemungkinan pemangkasan suku bunga AS,” ujar Otunuga.

Otunuga memproyeksikan breakout di atas US$3.055 bisa membawa harga emas ke US$3.100 hingga US$3.130. Namun Pelemahan di bawah US$3.000 bisa dorong penurunan harga emas ke US$2.950 hingga US$2.930.

Baca Juga: AS Turun Kasta, Dicap Jadi Mirip Negara Berkembang karena Trump!

Adapun pergerakan harga emas kali ini dibantu oleh pelemahan dolar. Namun kenaikannya dibatasi oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun ke level tertinggi dalam sepekan. Hal ini membuat emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, kurang menarik dibandingkan obligasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: