Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Sawit Indonesia Terancam, GIMNI Rancang Solusi Hadapi Tarif Resiprokal USA

Ekspor Sawit Indonesia Terancam, GIMNI Rancang Solusi Hadapi Tarif Resiprokal USA Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K

“KEK ini akan mencakup industri sawit hulu-hilir dan pelabuhan samudra, yang diharapkan dapat menghemat biaya pengiriman sekitar USD 28-30 per ton dibandingkan dengan Malaysia,” kata Sahat.

Selain itu, untuk pasar Barat Indonesia, disarankan membuka KEK di pantai barat Sumatera, seperti di Madina atau Sibolga, yang dapat menghemat biaya pengiriman sekitar USD 10-15 per ton. Dia juga mendorong pembukaan hub-port di Pakistan untuk memperluas pasar sawit Indonesia ke Asia Tengah, dengan memanfaatkan jalur perdagangan "Silk Road" yang sedang dikembangkan oleh China.

Penerapan tarif resiprokal oleh USA terhadap produk sawit Indonesia, imbuhnya, tak pelak menghadirkan tantangan yang cukup besar bagi industri sawit nasional. Namun, dengan strategi mitigasi melalui negosiasi, re-ekspor melalui Singapura, serta pengembangan kawasan ekonomi khusus, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan daya saing sawit di pasar global, khususnya di Amerika Serikat dan negara-negara lain di kawasan Pasifik.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: