
Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan ke Malaysia pada 15–17 April 2025 atas undangan Yang Mulia Sultan Ibrahim. Kunjungan ini menandai babak baru hubungan bilateral kedua negara, dengan rencana besar membangun komunitas strategis tingkat tinggi China-Malaysia untuk masa depan bersama.
Mengutip pernyataan bersama Tingkok dan Malaysia, Xi bertemu Sultan Ibrahim dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam rangkaian pertemuan yang membahas isu regional dan global. Kedua negara menekankan pentingnya mempercepat modernisasi dan menjamin stabilitas serta kemakmuran kawasan maupun dunia. Mereka juga memperingati 50 tahun hubungan diplomatik dengan menegaskan kembali nilai bersama seperti ketulusan, strategi independen, dan pembangunan kolektif.
China mengapresiasi posisi Malaysia dalam menjaga prinsip ASEAN dan mendukung berbagai inisiatif global Tiongkok. Malaysia menyambut baik reformasi struktural dan pencapaian ekonomi Tiongkok serta menyatakan dukungan terhadap konsep “Malaysia MADANI”. Komitmen saling mendukung juga ditunjukkan melalui penguatan koordinasi strategis. Malaysia kembali menegaskan dukungannya pada Kebijakan Satu China dan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.
Baca Juga: China Buka Pintu Negosiasi dengan AS, Tegaskan Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang
Dalam aspek ekonomi, kerja sama difokuskan pada ekonomi digital, hijau, biru, dan pariwisata. China dan Malaysia sepakat mengimplementasikan Belt and Road Cooperation Plan serta Rencana Lima Tahun (2024–2028) di bidang ekonomi dan perdagangan.
“Kerja sama rantai pasok, IP, AI, teknologi kuantum, kota pintar, semikonduktor, hingga jaringan 5G menjadi sorotan utama. Proyek-proyek besar seperti East Coast Rail Link dan “Two Countries, Twin Parks” juga mendapat dorongan baru,” tulis pernyataan tersebut.
Di sektor inovasi dan teknologi, kedua negara sepakat memperluas kolaborasi R&D, pertukaran ilmuwan, serta kerja sama luar angkasa dan vaksin. Di bidang sosial, pertanian, dan budaya, kerja sama difokuskan pada pemberdayaan komunitas marginal, adopsi teknologi pertanian presisi, serta penguatan ekosistem e-commerce pedesaan.
Kerja sama pariwisata dan pendidikan diperluas melalui perjanjian bebas visa, promosi bersama, dan pendirian institut serta laboratorium bersama. Mereka juga sepakat menjalankan Rencana Implementasi Kerja Sama Budaya 2024–2029, termasuk pelestarian panda dan kolaborasi film-animasi.
Dalam isu Laut China Selatan, China dan Malaysia menekankan pentingnya stabilitas kawasan dan penyelesaian damai berdasarkan hukum internasional. Dukungan terhadap Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea dan percepatan finalisasi Code of Conduct pada 2026 menjadi komitmen bersama.
Kedua negara juga menegaskan komitmen terhadap multilateralisme sejati dan kerja sama di bawah PBB, WTO, dan WHO. Xi Jinping menyambut Malaysia sebagai mitra BRICS dan mendukung aplikasi Malaysia dalam kerja sama global. Keduanya menolak proteksionisme dan mendorong sistem perdagangan yang terbuka.
Di akhir kunjungan, sejumlah dokumen kerja sama ditandatangani di bidang AI, ekonomi digital, jasa, perkeretaapian, pertanian, budaya, media, dan pariwisata. Xi juga mengundang pemimpin Malaysia untuk melakukan kunjungan balasan ke Tiongkok, yang diterima dengan hangat oleh pihak Malaysia.
Kunjungan Xi ke Malaysia menunjukkan bahwa hubungan kedua negara tidak lagi bersifat simbolis, melainkan strategis dan terstruktur. Dengan fokus pada modernisasi bersama dan stabilitas kawasan, Malaysia kini memegang peran penting dalam peta besar visi global Xi Jinping.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement