Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Petani Senyum, Tengkulak Cemberut! Harga Gabah Panen Raya 2025 Capai Rp6.500/kg

Petani Senyum, Tengkulak Cemberut! Harga Gabah Panen Raya 2025 Capai Rp6.500/kg Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Musim panen raya tahun ini membawa angin segar bagi petani di berbagai daerah. Di tengah kekhawatiran klasik soal anjloknya harga gabah saat panen melimpah, kehadiran tim jemput gabah dari Perum Bulog menjadi penyelamat. Pemerintah memastikan gabah petani dibeli langsung dari sawah dengan harga pantas, yakni Rp6.500 per kilogram sesuai ketetapan resmi.

Langkah agresif ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat cadangan beras nasional dan menjaga stabilitas harga di tingkat petani. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahkan menyebutkan, cadangan beras pemerintah (CBP) diproyeksikan menembus rekor tertinggi 3,3 juta ton pada awal Mei 2025.

“Ini capaian yang belum pernah terjadi dalam 20 tahun,” ujar Mentan dalam keterangan resminya, Kamis (17/4/2025).

Baca Juga: Bulog Serap 1 Juta Ton Gabah Petani, Stok Beras Tembus 2,5 Juta Ton

Perum Bulog sejauh ini telah menyerap lebih dari 1 juta ton beras dari dalam negeri. Alhasil, stok beras nasional saat ini telah mencapai 2,8 juta ton yang tersebar di berbagai gudang Bulog di seluruh Indonesia. Angka tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan dan menstabilkan pasar selama panen raya.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso, menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari strategi jemput bola yang diterapkan. Tim jemput gabah dibentuk khusus untuk turun langsung ke lapangan, bekerja sama dengan penggilingan padi, dinas pertanian, penyuluh lapangan, hingga aparat TNI dan Babinsa.

“Kami bentuk tim jemput gabah, kerja sama dengan penggilingan padi, dan dibantu oleh penyuluh pertanian hingga Babinsa. Semua bergerak di lapangan,” ungkap Arwakhudin.

Baca Juga: BULOG Serap Gabah Petani 725.000 Ton, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir

Langkah ini bukan hanya memberi kepastian pasar bagi petani, tapi juga memastikan gabah tidak menumpuk atau terbuang. Untuk mengantisipasi lonjakan volume hasil panen, Bulog bahkan telah menyewa gudang tambahan agar penyerapan tetap optimal.

Tak hanya itu, sosialisasi aktif juga dilakukan ke sentra-sentra produksi. Tujuannya, agar para petani mengetahui bahwa pemerintah hadir dan siap menyerap hasil panen mereka tanpa perantara yang bisa menekan harga jual.

Upaya tersebut dinilai sukses membawa optimisme baru. Petani kini tak lagi cemas kehilangan nilai jual gabahnya karena Bulog hadir langsung ke titik panen. Momentum ini menjadi simbol keberpihakan pemerintah terhadap petani sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional.

“Petani harus sejahtera, karena mereka yang menjaga dapur bangsa tetap menyala,” tegas Mentan Amran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: